Source: Google Picture/Donny Sony
Kamu penggemar sate dan ada di Yogyakarta? Kamu wajib coba sate yang satu ini.
Namanya adalah Sate Ayam Tukangan. Nama sebenarnya adalah Sate Ayam Pak Amat. Tapi, orang lebih mengenalnya sebagai Sate Ayam Tukangan karena lokasinya yang memang berada di Tukangan. Sate ayam ini menjadi salah satu kuliner legenda di Yogyakarta.
Awalnya, usaha sate ini dirintis oleh Rasmat. Beliau adalah orang Madura yang merantau dari daerah ke daerah, hingga akhirnya menetap di Yogyakarta sejak tahun 1955 silam. Saat ini, sate ayam ini dikelola oleh cucu Rasmat, Ainun.
Sate Ayam Tukangan menempati tempat yang sangat sederhana. Berbekal pikulan, setiap harinya Ainun dan Ani, ibunya, berangkat ke lapak pinggir jalan untuk menjajakan sate. Meskipun belum memiliki kios, tetapi sate ayam di sini selalu habis dalam kurun waktu 2-3 jam saja. Antrean yang tak nampak ternyata sudah terdata melalui pesan singkat pada ponsel.
Sate ayam di sini memiliki citarasa gurih yang pas dan khas. Bumbu yang diracik secara otentik bahkan ketika sudah sampai di generasi ketiga. Sudah puluhan tahunpun rasanya tidak berubah dan tetap masuk di lidah konsumen.
Satu porsi sate ayam ini dibanderol dengan harga Rp 17.000 saja. Jika memakai lontong, maka harganya menjadi Rp 20.000. Harga tersebut sangat terjangkau. Apa yang dikeluarkan sebanding dengan apa yang didapatkan. Ada beberapa macam saate yang bisa dipilih. Ada sate ayam, sate uritan, dan sate campur (ati ayam dan telur)
Selain sate yang nikmat, ternyata pikulan yang digunakan untuk berjualan ini memiliki cerita tersendiri. Dulu, ada tiga pikulan. Satu pikulan dibeli orang Belanda dan sekarang tidak tahu dimana keberadaannya. Kemudian, yang kedua dititipkan ke tetangga tetapi hangus terbakar. Hanya tinggal satu yang sampai saat ini masih dipakai. Pikulan itu berbeda dengan pikulan yang lain karena sudah disesuaikan dengan tinggi badan ayah serta kakek Ainun yang sebelumnya sudah berjualan.
Comments:
Leave a Reply