Segaranya Dawet Mbah Hari, Legenda Daweti di Beringharjo


Source: Google Picture/Jasa Foto Produk Jogja

Saat cuaca sedang panas-panasnya, memang paling nikmati mengonsumsi segelas minuman dingin, misalnya saja dawet. Jika Anda sedang di kawasan Pasar Beringharjo, wajib hukumnya untuk mencicip Dawet Mbah Hari. Dawet ini merupakan salah satu yang melegenda di Malioboro.

Pasar Beringharjo adalah pusat roda perekenomian yang sudah ada sejak zaman dahulu. Setiap hari tempat ini selalu ramai akan pengunjung yang datang untuk berbelanja. Ada bermacam-macam hal yang diperjualbelikan di sini, salah satu diantaranya kuliner. Pasar Beringharjo jadi tempat yang seru untuk berburu kuliner di Yogyakarta.

Kebanyakan kuliner yang dijual di Pasar Beringharjo cenderung jadul, termasuk dawet milik Mbah Hari. Lokasi dawet ini berada di pintu utara pasar. Dawet racikan Mbah Hari sudah dikenal banyak orang. Tidak heran, kalau setiap harinya Mbah Hari akan mendapatkan banyak pesanan.

Dawet Mbah Hari sudah buka sejak tahun 1965. Berawal dari kegiatannya membantu sang nenek, Mbah Hari akhirnya memutuskan untuk membuat usahanya sendiri. Mbah Hari berjualan sejak masih usia belia, hingga kini telah memiliki cicit menggunakan resep dawet yang sudah turun temurun.

Tidak menggunakan gelas, dawet milik Mbah Hari menggunakan mangkuk sebagai tempat penyajian. Dalam satu porsinya terdapat cendol warna-warni, cincau, potongan nangka, dan disiram menggunakan sirup gula jawa asli. Citarasanya semakin pas dengan penambahan santan kelapa yang gurih. Walaupun sederhana, tetapi rasaya tetap istimewa. Perpaduan dari setiap kondimennya terasa cocok.

Hingga kini, Mbah Hari masih mempertahankan resep turun temurunnya. Untuk menjaga kualitas, semua bagian dari dawetnya dibuat secara tradisional. Termasuk dengan harganya yang masih relative murah, yaitu berkisar Rp 5.000-Rp 10.000 saja untuk satu porsinya.

Cara untuk mengenali dawet milik Mbah Hari cukup mudah. Jika datang ke pintu utara, lapak milik Mbah Hari akan ramai dikunjungi. Anda mungkin harus bersabar untuk menunggu antrean. Bahkan ada yang menyelakan dari luar kota demi mencicip dawet ini.

Berminat mencoba?

Comments:

Leave a Reply

you may also like