Tari Edan-edanan Nirbaya: Gerakan Edan Penolak Bala dari Yogyakarta


kebudayaan.kemdikbud.go.id


Pernah dengar Tari Edan-edanan Nirbaya?


Tari Edan-edanan Nirbaya adalah salahsatu kebudayaan yang sering ditampilkan pada upacara pernikahan adat Yogyakarta. Tari yang biasanya ditarikan sepasang laki-laki dan perempuan ini selalu menarik perhatian hadirin yang datang. Tidak hanya itu, tari ini ternyata memiliki makna yang dalam bagi pengantin yang memulai lembar baru sebagai keluarga.


Tari Edanan-edanan Nirbaya memiliki filosofi sebagai penolak bala. Tarian ini akan hadir pada awal proses panggih. Saat pengantin datang, para penari akan menyambut pengantin yang datang. Proses ini kerap disebut sebagai cucuk lampah. Setelah prosesi selesai, Tari Edan-edanan akan mengiring pengantin untuk sampai ke pelaminan. Dan ketika sungkeman usai, tarian ini akan mulai dilakukan lagi sebagai bentuk ritual penolakan bala.


Seperti namanya, Tari Edan-edanan dilakukan dengan gerakan tarian yang dilebih-lebihkan. Penari akan dirias seperti badut dan bertingkah layaknya orang gila. Penari Tari Edan-edanan haruslah memiliki fisik yang kuat agar tidak mudah lelah. Sebab, tarian ini harus dilakukan dengan gerakan enerjik dan total.


Di samping itu, meskipun namanya edan-edanan, penari tarian ini haruslah mengikuti alunan music. Gerakan tidak sembarangan dilakukan, melainkan harus menyatu dengan wirama, sehingga akan mendapatkan rasa dalam setiap gerakan tarinya. Jadi, tarian yang ditampilkan, walaupun Nampak asal, tetapi masih tetap memiliki nyawa.


Tari Edan-edanan Nirbaya memiliki beberapa property unik. Biasanya para penari akan membawa kipas atau kemoceng. Properti ini digunakan sebagai sarana untuk menolak bala atau mengusir roh-roh jahat.


Tidak sedikit orang yang penasaran dan tertarik dengan Tari Edan-edanan. Utamanya anak-anak yang akan senang ketika melihat tingkah para penari. Selain itu visual yang ditampilkan juga begitu lucu serta menghibur.

Comments:

Leave a Reply

you may also like