Saling Bermaafan Menjelang Ramadan dengan Tradisi Apeman


Source: Pinterest

Menjelang bulan suci Ramadan, ada ragam keunikan tradisi yang dilakukan di berabagai daerah. Salah satu diantaranya adalah tradisi apeman yang dilaksanakan di Jawa, utamanya Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tidak hanya semarak menyambut bulan suci puasa, tradisi apeman turut memiliki makna mendalam. Oleh sebab itu, tradisi ini selalu dilestarikan sampai sekarang. 

Kata apem sebenarnya berhasal dari Bahasa Arab, afwun, yanga artinya adaah maaf. Makna dari apem berkaitan erat dengan nilai baik di bulan Ramadan, yaitu saling meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak. Tradisi ini dilaksanakan sebelum puasa, tepatnya pada bulan ruwah. 

Kue apem bukan hanya sekadar hidangan yang dibuat dari tepung beras dan gula jawa. Lebih dari itu, apem memiliki makna yang begitu erat denga hubungan sosial dan spiritual di masyarakat. Apem adalah simbolisasi dari pembersihan dari segala kesalahan, memperat tali silaturahmi, dan bentuk rasa syukur atas rezeki yang telah diterima. 

Tradisi apeman akan dilakukan secara bersama-sama. Orang-orang akan berkumpul dan membuat apem. Kemudian apem akan dibagikan lagi dengan tetangga, kerabat, maupun kolega lain.

Di beberapa daerah, tradisi apeman juga dirayakan secara meriah dengan mengadakan kirab, seperti yang dilakukan di Yogyakarta pada tahun ini. Tradisi apeman menjadi eleman yang diangkat dalam perayaan Sarkem Festival 2025 pada 21-22 Februari kemarin. Apem disusun menjadi gunungan, lalu dipanggul oleh beberapa orangyang bertugas sebagai bregada. Tapi, pada event kali ini penonton tidak bisa melakukan rayahan. Selain itu, ada banyak budaya lain yang menyertai festival tersebut. Sarkem Fest 2025 sendiri menjadi ajang memperkenalkan budaya Yogyakarta pada masyarakat luas, termasuk tradisi apeman yang mungkin belum diketahui banyak orang. 

Comments:

Leave a Reply

you may also like