Source: Pinterest
Setiap negara memiliki ciri khasnya masing-masing dalam berpakaian. Kelengkapan berpakaian bukan hanya tentang atasan dan bawahan saja, melainkan aksesoris yang menjadi pelengkap juga harus diperhitungkan. Seperti binyeo, jepit rambut tradisional Korea yang penuh pesona dan berfilosofi tinggi.
Zaman dahulu, binyeo lebih dari sebuah hiasan di kepala. Binyeo dikenakan oleh perempuan Korea untuk menahan rambut panjang yang telah disanggul rapi. Binyeo tidak hanya digunakan sebagai aksesori pelengkap, lebih dari itu binyeo merupakan cerminan batin seorang perempuan. Konon katanya, setiap binyeo memiliki keistimewaan sendiri-sendiri yang akan menyatu dengan jiwa di pemakai.
Binyeo menjadi sebuah hadiah istimewa dari seorang laki-laki kepada perempuan. Aksesoris rambut ini adalah simbolisasi cinta antara sepasang kekasih. Tak jarang, melalui binyeo laki-laki dan perempuan dapat bertemu dan memadu kasih. Namun, bila seorang perempuan sudah melepas binyeo yang dikenakan, maka seorang perempuan bisa dianggap kehilangan kesetiaan serta martabatnya.
Source: Pinterest
Pada Dinasti Silla, penggunaan binyeo telah memiliki aturan sendiri. Terdapat dekrit yang menjelaskan bahwa penggunaan motif binyeo, antara kalangan bangsawan dan rakyat biasa. Sebelumnya, binyeo bisa dipakai oleh laki-laki juga, tetapi berubah ketika Dinasti Joseon yang hanya memperkenankan perempuan untuk memakai binyeo.
Binyeo bisa terbuat dari berbagai bahan. Penggunaan bahan baku ini dapat menunjukan status social si pemakai. Contohnya saja binyeo emas, perak, dan giok termasuk kalangan atas. Sedangkan binyeo yang dibuat dari kayu diperuntukan rakyat biasa atau janda.
Di era modern ini, binyeo masih digunakan pada acara-acara tertentu, misalnya pernikahan atau upacara tradisi. Motif binyeo semakin beragam dan bisa diigunakan oleh setiap individu. Namun, makna binyeo tetaplah sama, sebagai symbol kerhomatan seorang perempuan.
Comments:
Leave a Reply