Kerap Jadi Destinasi Wisata, Ketahui Dulu Kenapa Biaya Hidup di Singapura Supermahal


Source: unsplash.com/Joshua Ang

Singapura menjadi salah satu negara maju di dunia yang berlokasi di Asia Tenggara. Wilayahnya tak begitu luas, tetapi tingkat perekenomian dan kesejahteraan warganya begitu tinggi. Hanya memiliki wilayah selua 721,5 kilometer persegi, diapit beberapa negara besar, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Singapura bertengger sebagai negara dengan pendapatan per kapita tertinggi, jauh jika dibandingan dengan negara-negara tetangganya. Mengutip Sampoerna Academy, pada tahun 2023, negara ini mendapatkan sekitar $69.210. Hal tersebut tentunya menjadikan biaya hidup di Singapura juga sama tingginya.

Punya reputasi biaya yang mahal, Singapura tetap ramai akan wisatawan. Sepanjang tahun, termasuk di Indonesia, banyak turis-turis datang ke negara ini. Di dalam wilayah yang terbatas, terdapat keindahan dan keunikan yang dapat memanjakan mata. Sebut saja Jewel Cangi, Marina Bay Sands, Marlion Park, Gardens by The Bay, Universal Studios Singapore, dan Singapore Flyer yang kerap singgah di beranda-beranda social media. Menumbuhkan hasrat ingin ke sana walau sekali dalam seumur hidup. Walaupun demikian, rasa penasaran mengapa biaya hidup mahal memang perlu dibedah.

Dilansir dari Dollars and Sense da SmartWhelat, yuk, ketahui alasan kenapa biaya hidup di Singapura mahal!

Adanya Inflasi yang Begitu Tinggi

Source: unsplash.com/Katharina Kammarmenn

Inflasi merupakan salah satu kondisi yang bisa terjadi di negara mana saja. Keadaan inflasi ialah ketika peredaran uang lebih banyak daripada belanja yang dilakukan oleh masyarakat. Di Singapura, inflasi menukik naik secara berkala.

Inflasi di Singapura membuat masyarakat harus menyiapkan uang lebih untuk bertahan hidup. Hampir semua barang-barang di negara ini punya harga yang tinggi. Bahkan kenaikan harganya bisa mencapai 8%. Beberapa bahan pokok, terutama minyak, jadi yang paling cepat mengalami pertumbuhan drastic.

Menguatnya Mata Uang Lokal

Singapura menggunakan mata uang dolar untuk bertransaksi sehari-hari. Walaupun nilainya tidak setinggi dolar Amerika, dolar Singapura justru punya nilai yang relative stabil. Bisa dibilang dolar Singapura justu mengalami lonjakan karena adanya kenaikan suku bunga.

Dolar Singapura bisa bertahan dalam angka yang tetap karena tingginya cadangan mata uang asing dan surplus neraca stabil. Hal ini menyebabkan mata uang kian menguat. Hasilnya akan berimbas pada kenaikan pula pada harga barang-barang yang ada di negara ini.

Minimnya Lahan untuk Kehidupan

Source: unsplash.com/NICHOLAS LOO

Singapura dengan luas wilayah yang tak sampai 1.000 kilometer persegi ini dihuni oleh setidaknya 5,3 juta manusia. Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah membuat Singapura dapat diketagorikan sebagai negara terpadat di dunia, menempati posisi lima besar. Permasalahan ini yang menyebabkan kurangnya lahan.

Kekurangan lahan ini juga bukan hanya tentang tempat tinggi. Sumber daya alam yang dipunyai Singapura pun sangat terbatas. Secara garis besar, Singapura memanfaatkan jalur lautnya yang sangat strategis karena berada di jalur perdagangan dunia. Sayangnya jika hanya mengandalkan ini saja, perekonomian bisa merosot. Kebutuhan masyarakat sendiri mampu bertahan sebab ditopang dari berbagai impor.

Kecenderungan Impor Makanan dalam Beragam Hal

Source: unsplash.com/Nikhil Mitra

Sedikitnya lahan, berdampak pada kesanggupan negara dalam memenuhi kebutuhan harian masyarakatnya. Hampir 90% makanan yang beredar merupakan hasil dari impor negara lain. Untuk memperoleh pasokan makanan ini, diperlukan biaya tambahan yang mahal dan pajak tinggi.

Singapura sangat bergantung pada negara lain, utamanya memenuhi nutrisi yang bergizi bagi masyarakat. Bahkan barang sesepele air saja, masyrakat harus rela membeli dari negara lain. Air jadi barang yang mewah karena proses mendapatkannya pun perlu kocek tak murah.

Biaya Kesehatan yang Tinggi

Singapura jadi negara yang punya teknologi canggih, salah satunya ialah dalam bidang kesehatan. Tidak sedikit pasien dari berbagai negara mengunjungi Singapura untuk mencari kesembuhan. Memang, tidak perlu dipungkiri lagi kalau negara ini punya kemampuan yang mumpuni dalam dunia medis.

Sayangnya, biaya pengobatan di Singapura juga dipatok dengan harga mahal. Tingkat kehidupan masyarakat yang tinggi dipengaruhi oleh pemanfaatan fasilitas kesehatan yang kian berkembang. Namun, jaminan kembali sehat mungkin bisa jadi pertimbangan yang cukup berani bila akan berobat kemari.

Biaya Pendidikan yang Mahal

Source: unsplash.com/Pixelbard

Keterbatasan lahan yang berimbas ke sedikitnya sumber daya alam, membuat pemerintah harus putar otak bagaiamana cara tetap mendapatkan pendapatan. Akhirnya, solusi terakhirnya adalah bergantung pada rakyatnya. Salah satu sektor yang turut terkena dampaknya ialah pendidikan.

Memang bisa dibilang Singapura punya sekolah-sekolah beranking tinggi, seperti National University of Singapura dan Nanyang University yang mencetak lulusan-lulusan terbaiknya. Jaminan mutu pendidikan ini linier dengan harga yang harus ditebus. Cara ini pun sangat efektif untuk menyelamatkan ekonomi negara, sekaligus jadi investasi masa depan. Jadi, bila ada yang yang mencukupi, maka hasil yang akan diterima pun akan setimpal.

Tingginya Biaya Pembelian Properti

Singapura jadi negara yang diimpikan oleh banyak orang. Negara ini memiliki standar aturan yang tinggi, punya lingkungan bersih, serta fasilitas umum memadai dimana-mana. Sepertinya akan minim penolakan bila memang diharuskan tinggal di negara ini.

Sayangnya, harus ada pemikiran yang matang sebelum pindah ke negara kecil ini. Pasalnya harga properti di Singapura cenderung tinggi. Satu unit flat saja bisa dibanderol sekitar 5,4 milyar rupiah. Lalu dikenakan biaya tambahan bagi warga asing. Aktivitas ini memengaruhi kehidupan di Singapura yang serba mahal.

Kepemilikan Mobil yang Diperketat

Source: unsplash.com/Ginnie Nguyen

Bagi pengguna kendaraan, terutama mobil, harus bersiap-siap menghadapi berbagai biaya yang akan datang. Pemerintah Singapura pun membatasi kepemilikan mobil yang dibuktikan dengan sertifikat. Untuk mendapatkan lisensi tersebut, setiap pengendara harus membayar sekitar 1,6 milyar rupiah.

Tidak sampai situ, karena pemerintah pun memberlakukan pajak lain. Pemilik mobil diwajibkan membayar pajak barang dan jasa, biaya parkir, bahan bakar, tol, dan 20% untuk cukai. Jika ditotal maka setahunnya bisa menghabiskan ratusan ribu dolar hanya untuk satu mobil.

Menyambangi Singapura memang menyenangkan. Di negara kecil tersebut, tersimpan ratusan tempat yang menarik. Wajar bila wisatawan menjadikannya tempat impian untuk dikunjungi di kemudian hari. Namun, sebelum itu, perkirakan dulu bagaimana biaya hidup yang ditanggung selama di sana.

Bagi masyarakat lokal Singapura mungkin sudah jadi hal sehari-hari menghadapi biaya mahal di berbagai sektor. Penghasilan rata-rata setahun mereka pun bisa mencukup kebutuhan hidup. Sedangkan wisatawan yang mampir harus bersiap-siap menghadapi tingginya harga barang dan jasa di Singapura.

Serba mahal bukan berarti tidak bisa didatangi. Beberapa tips sederhana dapat diterapkan jika ingin berlibur ke Singapura. Misalnya dengan mencari promo penginapan melalui aplikasi akomodasi. Lalu uuntuk menghemat pengeluaran makan, wisatawan bisa coba jajan ke kawasan tertentu, seperti Hawker Centers, Bugis Street, supermarket, serta beberapa restoran yang sekiranya punya harga bersaing. Sedangkan untuk perjalanan, kendaraan umum adalah kunci utamanya. Ada beberapa kendaraan yang dapat dijadikan pilihan, di antaranya MRT, LRT, bus, dan taksi. Kalau ingin lebih hemat lebih baik jalan kaki.

Comments:

Leave a Reply

you may also like

...