Source: Google Picture/Hendry Kok
Selain soto, Yogyakarta juga akan kuliner sate. Ada banyak jenis sate-satean yang bisa ditemukan di Kota Gudeg ini, salah satunya adalah sate gajih. Agak meragukan kedengarannya mendengar gajih dijadikan sate. Nyatanya, kuliner ini memiliki penggemar yang tak sedikit jumlahnya. Kawasan Pasar Beringharjo adalah lokasi paling pas untuk berburu sate gajih.
Gajih attau lemak daging sapi sering disebut sebagai koyor. Gajih punya tekstur kenyal dan pastinya berminyak. Biasanya gajih akan dijadikan tambahan untuk membuat kaldu karena citarasanya yang sudah gurih dan ngaldu banget.
Sate gajih menjadi bagian dari sate kere. Di Yogyakarta sendiri, sate kere memang sangat terkenal. Ada beberapa jenis bahan yang bisa digunakan untuk membuat sate kere, diantaranya tempe gembus, jeroan sapi, dan gajih itu sendiri. Kuliner sate kere sudah ada sejak lama.
Source: Google Picture/Ajeng Fitria
Keberadaan sate gajih bisa ditemukan di beberapa tempat, termasuk Beringharjo. Para pedagang menjajakan satenya di dalam maupun di luar dengan menyunggi di atas kepala. Tak jarang aroma bakaran satenya menyeruak ke jalanan, sehingga orang-orang bisa tertarik untuk datang mendekat, lalu mencoba.
Tidak berbeda dengan jenis satel lain, sate gajih disajikan bersama bumbu kacang yang manisnya begitu legit. Sate gajih paling enak disantap saat hangat, sebab teksturnya belum berubah, masih kenyal dan bisa lumer di mulut. Jika terlalu lama didiamkan, tekstur gajih akan menjadi lebih keras. Keunikan lainnya yaitu alas yang digunakan untuk wadah sate gajih berupa pincuk. Penggunaan pincukan daun pisang ini turut menambah citarasa dari sate gajih itu sendiri.
Rata-rata harga sate gajih berkisar dari Rp 1.500 sampai Rp 3.500 setiap tusuknya. Sate gajih bisa disantap bersama lontong. Jadi, secara sekilas memang Nampak seperti sate pada umunya, hanya saja saat masuk ke mulut sensasinya tentu berbeda.
Comments:
Leave a Reply