Source: Unsplash.com/East Meets Dress
Cheongsam adalah pakaian tradisional yang kerap digunakan oleh perempuan Tionghoa pada waktu-waktu tertentu, misalnya ketika pernikahan dan Tahun Baru Imlek. Bukan hanya sekedar dipakai ketika momen penting, cheongsam memiliki makna mendalam pada si pemakainya. Cheongsam menyimpan arti yang penting tentang kehidupan.
Tidak sulit untuk mengidentifikasi cheongsam. Ciri khasnya berada pada bentuk kerah Mandarin, kancing simpul Tiongkok, serta dua celah di keda sisi pinggang. Mengutip dari Tempo, cheongsam bisa dibuat menggunakan berbagai bahan, seperti aktun, sutera, maupun brokat. Di samping itu, cheongsam memiliki motif bunga yang selalu ada, diantaranya peoni, teratai, dan krisan. Adapun motif lain, misalnya binatang. Peru diketahui, bahwa bunga peoni adalah bunga nasional Tiongkok.
Ketika Tahun Baru Imlek tiba, warna cheongsam yang dikenakan ialah merah. Warna menyala ini akan merupakan simbolisasi dari kemakmuran, kesuburan, keberuntungan, kegembiaraan, serta kebahagiaan yang akan dirasakan secara turun temurun. Warna merah sering dikombinasikan dengan warna lain, contoh kuning, putih, hingga hitam. Tentunya, warna-warna tersebut dipakai bukan tanpa sebab. Pasti ada makna tersendiri yang ingin disampaikan.
Sejak dulu, cheongsam sudah menjadi identitas perempuan Tionghoa. Cheongsa telah menjadi bagian dari tradisi Tionghoa selama ribuan tahun, sampai sekarang. Kendati mengalami perubahan model dari masa ke masa, cheongsam tetap mempertahankan ciri khasnya. Dari kerah, kancing, celah di pinggang, sampai motif seolah telah menetap pada identitas cheongsam. Pemberian ornament pada cheongsam mengandung arti yang baik untuk menjalani kehdupan ke depannya. Bisa dibilang, motif-motif pada cheongsam diletakkan bukan tanpa alasan. Jadi, perubahan cheongsam pada gaya tidak akan mengikis makna dari setiap detail cheongsam, sebagai tradisi maupun tanda pengenal seorang Tionghoa.
Comments:
Leave a Reply