Source: Pinteres/Pascale Weeks
Istilah puree sepertinya sudah tidak asing di dunia kuliner. Puree adalah makanan yang punya tekstur lembut. Puree memang kerap disajikan bersama bahan-bahan lain, seperti daging atau ikan. Namun, ternyata puree menjadi sebuah hidangan yang lumrah diberikan untuk anak, terutama yang masih belum memiliki kemampuan mengunyah secara optimal.
Puree kerap diberikan pada anak yang berusia 6 bulan atau lebih. Ketika anak sudah menginjak masa ini, maka anak bisa mengenal makanan selain ASI. Pemberian puree terhadap anak harus disertai takaran, dari sedikit hingga nantinya meningkat seiring berjalannya waktu.
Pembuatan puree untuk anak juga menyesuaikan usia. Jika anak masih berusia 6 bulan, maka tekstur puree harus benar-benar lembut. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa dengan puree. Bahan-bahan direbus terlebih dahulu, baru dihaluskan. Sedangkan untuk usia lebih dari 8 bulan, puree bisa dibuat dengan cara dihancurkan menggunakan masher.
Porsi pemberian puree diberikan secara bertahap. Mulai dari 6 bulan, cukup berikan 2 sendok puree. Tunggu reaksi anak apakah puree bisa diterima atau tidak. Jika anak menolak setelah beberapa suap, sebaiknya jangan dipaksa karena wajar. Lambat laun, porsi puree bisa ditambah dengan memperhatikan bahan-bahan yang digunakan. Pastinya, nutrisi untuk anak harus seimbang sebagai pendukung tumbuh kembang dan mencegah stunting.
Orang tua bisa memberikan puree dengan pancingan ASI sebelumnya. Misal, setelah menyuapkan satu sendok asi, bisa disusul dengan setengah sendok puree. Tetapi, yang harus dingat, jangan pernah paksa anak agar selalu menelan makanan yang diberikan. Bisa jadi, bila dipaksa nantinya akan berpengaruh dengan pencernaan anak.
Comments:
Leave a Reply