Ragam Jenis Pemrosesan Kopi, Beda Cara Beda Rasa


Source: unsplash.com/Tim Mossholder

Anda pecinta kopi? Tentunya bukan hanya rasa getir pahit yang menarik untuk diulik tentang kopi. Ada banyak hal yang bisa dipelajari mengenai kopi, seperti bagaimana proses pembuatannya dari mentah hingga bisa menjadi bubuk yang siap diseduh.

Kopi jadi salah satu elemen hidup yang banyak digemari oleh orang dari berbagai kalangan. Warnanya hitam, dengan sensai pahit masam yang menggetarkan lidah. Bentuknya memang sama, tapi setiap biji kopi memiliki karateristik berbeda-beda. Selain varietasnya, proses pembuata kopi jadi factor penentu rasa yang dihasilkan oleh kopi tersebut.

Kopi berasal dari tumbuhan yang mmeiliki nama latin genus Coffeea. Pohon kopi bisa hidup baik di daerah dataran tinggi yang memiliki kelembapan tinggi. Bagian yang akan dijadikan kopi sendiri adalah biji buahnya. Warnanya hijau jika belum matang dan merah merona ketika sudah matang.

Buah kopi disebut sebagai ceri kopi atau coffee cherry. Ceri kopi terdiri dari dua bagian yaitu lapisan luar (pericarp) dan biji. Lapisan luar memiliki bagian lagi yaitu kulit luar, daging kulit, dan lapisan getah. Pemrosesan kopi bisa dilakukan dari buah utuh atau diambil bijinya saja.

Buah kopi yang sudah dipanen tadi akan dibawa ke tempat pengolahan untuk dipisahkan antara biji dan buahnya. Biji yang sudah bersih akan dikeringkang agar kelembapannya berkurang. Tujuan dari pengeringan ini adalah agar biji kopi lebih awet ketika harus disimpan sebelum dijual.

Nah, proses pengeringan biji kopi inipun ada beberapa macam. Beda cara akan memengaruhi hasil akhir dari rasa dari setiap bijinya. Anda mungkin perlu mengetahuinya agar ketika menyesap kopi, bisa memaknai dari rasa yang tercipta.

Natural Process

Source: unsplash.com/Dimitry B

Proses pertama yang akan dibicarakan adalah natural process atau dikenal juga dry process. Metode ini jadi salah satu yang tertua di dunia, dimanfaatkan oleh banyak orang di berbagai negara. Prosesi natural tidak perlu pengupasan di awal karena akan dilakukan dengan bagian buah lain.

Biji kopi yang telah dipanen akan ditebarkan di atas alas plastic secara merata. Ada juga yang menjemur biji kopi di atas bata dan meja khusus. Biji dijemur dengan memanfaatkan sinar matahari secara langsung. Dalam prosesnya, biji kopi akan dibolak-balik agar keringnya merata dan menghindari risiko busuk.

Biji kopi yang dikeringkan menggunakan proses natural akan melepaskan kulit bijinya dengan sendirinya. Proses fermentasinya alami, sehingga nanti akan memberikan rasa yang unik. Biasanya notes yang akan muncul dalam seduhan kopi proses natural adalah fruity, misalnya blueberry, strawberry, nanas, dan lain-lain. Selain itu, rsa asamnya lebih rendah dengan body tebal yang kuat.

Washed Process

Source: Google Image

Berkebalikan dari proses natural, washed process juga dikenal dengan nama wet process atau pemrosesan basah. Proses ini memanfaatkan air dan melewati beberapa tahap hingga akhirnya bisa menjadi green beans. Proses ini juga banyak digunakan oleh produsen kopi dunia. Kopi yang difermentasi dengan proses basah biasanya akan memberikan karateristik yang lightsedikit fruity, dan lebih masam. 

Washed process diawali dengan memanen ceri kopi kemudian memisahkannya terlebih dahulu, antara yang sudah matang dan belum dalam air. Ceri kopi yang tenggelam berarti dianggap sudah matang dan siap menuju ke proses berikutnya. Sedangkan yang mengapung akan dibuang. 

Pengeringan kopi proses washed dilakukan secara terkupas. Jadi, ceri kopi yang sudah lolos seleksi tahap pertama akan dikupas terlebih dahulu menggnakan sebuah alat. Kemudian untuk memastikan tidak ada kulit yang tertinggal, ceri kopi akan dimasukan kembali ke dalam bejana air. Durasi pelepaan kulit terakhir ini bisa memakan waktu antara 24-36 jam, tergantung dari suhu dan ketebalan layer ceri kopi.  

Semi-washed Process

Source: Google Image

Proses selanjutnya bisa disebut semi-washed process atau giling basah. Proses ini akan memanfaatkan dua kali momen pengeringan. Lumrahnya, proses giling basah digunakan oleh produsen kopi dari Indonesia. 

Semi-washed Process diawali dengan mengupas kulit terluar ceri kopi. Kemudian, ceri kopi yang sudah setengah bersih itu akan dikeringkan hingga kelembapannya mencapai 30-35 persen saja. Dalam kodisi setengah kering itu, ceri kopi akan dikupas lagi hingga mencapai green beans atau biji kopi yang siap untuk disimpan. Namun, ada proses pengeringan terakhir yang ahrus dilakukan sebelum kopi benar-benar bisa disimpan atau dikonsumsi. 

Proses semi-washed punya konsistensi rasa yang lebih intens. Body-nya lebih penuh dan punya acidity rendah. Di samping itu, terdapat hint notes beragam yang bisa tercipta dari fermentasi ini. 

Pulped Process

Source: Google Image

Di Brazil, ada proses fermentasi kopi yang sering digunakan, yaitu pulped process. Dalam proses tesebut, tahap setelahc eri kopi dipanen adalah mengupasnya menggunakan mesin mekanik. Kulit ceri kopi itu nanti akan terkelupas, walaupun tidak sempurna, dari buahnya. 

Selanjutnya, ceri kopi dikeringkan dengan cara dijemur pada meja-meja pengering. Sisa kulit yang masih menempel nantinya akan luruh sendiri dari ceri. Tidak terlupa, bahwa fermentasi kopi harus dilakukan bolak-balik agar kering merata. Rasa yang dihasilkan melalui pulped process nantinya akan menambah sweetness dan body yang tebal.

Honey Process

Source: Google Image

Anda mungkin pernah melihat biji kopi yang memiliki keterangan honey pada kemasannya. Namun, proses fermentasi honey tidak benar-benar menggunakan madu. Proses honey agak mirip dengan pulped, hanya saja lebih kompleks dalam pengendalian alat pengupas. 

Jadi, setelah ceri kopi dipanen, ceri kopi akan dikupas dalam mesin mekanik. Hanya saja, mesin akan dikenalikan untuk menentukan seberapa tebal kulit ceri kopi yang masih melekat. Pada ceri kopi tersebut biasanya tertinggal semacam lendir lengket, yang disebut mucilage. Lendir inilah yang dianggap menyerupai madu, sehingga terciptalah proses honey. Setelah itu, ceri kopi akan dijemur sampai sisa layer luruh. 

Proses fermentasi honey akan menghasilkan rasa kopi yang kompleks. Ada sisi manis, fruity, dan keasmanan yang rendah pada setiap sesapnya. Bahkan aromanya pun lebih unik dengan hint madu dan karamel. 

Experimental Process

Source: Google Image

Proses eksperimental ini merupakan pengembangan dari proses fermentasi yang sudah ada. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, produsen kopi mulai membuat inovasi untuk menciptakan rasa kopi yang lebih beragam. Dua diantaranya yaitu anaerobic process serta lactic process

Pertama, ada anaerobic yang nantinya akan melibatkan sebuah wadah kedap udara, misalnya tangki, plastik, atau tempat lain. Proses ini bertujuan agar fokus ke dalam ceri kopi saja dengan memanfaatkan mikroorganisme tertentu. Setelah selesai, biji kopi akan dikeringkan menggunakan metode tradisional. Anaerobic process akan memberikan rasa yang lebih kompleks, seperti wine, fruityspices, serta body yang lebih intens. 

Kedua, ada lactic process yang memanfaatkan bakteri asam laktat. Adanya bakteri ini nantinya membantu pemecahan gula pada ceri kopi. Proses selanjutnya hampir sama dengan anaerobic, dilakukan dalam wadah tertutup dan kedap udara, lalu dijemur hingga kering. Rasa yang dihasilkan bisa winefruity, bahkan creamy

Nah, itu dia beberapa pemrosesn biji kopi yang bisa Anda ketahui. Pastinya, setiap proses akan menghasilkan rasa yang berbeda-beda. Bahkan varietas sama dengan treatment beda, rasanya pun akan ikut berbeda. Oleh karena itu, tidaka da salahnya terus mencoba berbagai jenis kopi di dunia untuk mengetahui bagaimana karakter dari seduhan getirnya. 

Comments:

Leave a Reply

you may also like

...