Thanksgiving dan Black Friday, Dua Hari Tersibuk di Amerika Serikat


Source: unsplash.com/Megan Watson

Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang begitu sibuk di dunia. Tidak hanya tentang hiruk pikuk, masyarakat negeri Paman Sam ini punya kebudayaan yang tetap dipertahankan di era modern, seperti Thanksgiving dan Black Friday. Dua hari ini akan datang sebelum Natal dan Tahun Baru tiba. Keduanya pun menjadi budaya yang kerap diadopsi oleh negara lain di dunia.

Namun, apa sebenarnya dua hari itu?

Thanksgiving untuk Merayakan Rasa Syukur


Source: Freepik

Thanksgiving merupakan sebuah hari libur Nasional di Amerika Serikat yang dirayakan pada hari Kamis di minggu keempat bulan November. Hari ini bisa disebut dengan hari raya bagi masyarakat Amerika Serikat. Tentunya, banyak perayaan yang sudah disiapkan oleh masyarakat dalam menyambut Thanksgiving setiap tahunnya, mulai dari cara khusus, makanan, pakaian, hadiah, dan lain-lain.

Thanksgiving menjadi satu momen yang begitu bermakna bagi masyarakat Amerika Serikat. Perayaan ini jadi wujud rasa syukur dari panen dan pencapaian selama setahun. Thanksgiving dirayakan dalam kurun waktu sehari dengan menjadikannya sebagai hari libur di seluruh negeri.

Awal mula Thanksgiving masih menjadi perdebatan. Namun, teori yang sering diungkapkan yaitu Thanksgiving dirayakan pada tahun 1621 di kawasan Plymouth, Massachusetts. Acara ini berjalan selama 3 hari lamanya dengan melibutkan masyarakat pendatang Eropa dan suku Indian Wampanoag.

Perjalanan Thanksgiving begitu panjang hingga hari ini. Ada sejak sebelum Amerika Serikat merdeka, Thanksgiving pernah mengalami perubahan dalam beberapa kesempatan. Abraham Lincol adalah presiden pertama Amerika Serikat yang mencanangkan hari libur untuk Thanksgiving pada Kamis minggu terakhir bulan November. Pada tahun 1939, Thanksgiving diubah menjadi hari Kamis minggu ketiga. Baru 2 tahun berselang, dikembalikan seperti sedia kala.

Source: unsplash.com/Claudio Schwarz

Ada banyak tradisi yang diadakan oleh masyarakat Amerika Serikat untuk merayakan Thanksgiving. Di masa lalu, masyarakat akan melakukan perayaan berupa mencari hewan buruan dan akan dimakan bersama-sama. Kemudian, dulu akan terdapat perlombaan menembak, berlari, hingga minum bir.

Salah satu hal paling popular dalam perayaan Thanksgiving adalah adanya hidangan kalkun. Padahal, zaman dahulu, kalkun bukanlah makanan utama yang disajikan. Hidangan ini baru terkenal saat memasuki abad ke-19, ketika stok kalkun mulai melimpah. Sebelumnya, bahan utama yang disajikan berasal dari laut, seperti kerang dan udang.

Sesuai dengan makananya, Thanksgiving jadi ajang berbagi dan bersyukur. Keluarga biasanya akan berkumpul, menciptakan obrolan bersama di tengah musim dingin yang segera datang. Mereka akan makan hidangan yang sudah disiapkan, berbagi hadiah, dan lain-lain. Tidak jarang, keluarga-keluarga di Amerika Serikat akan membagian makanan pada orang-orang yang kurang membutuhkan atau tunawisma. Tradisi ini begitu menunjukkan rasa syukur yang mendalam dari dalam hati.

Perayaan Thanksgiving juga dilakukan oleh banyak negara di dunia. Sebagia negara tetangga, Kanada juga memiliki tradisi Thankgiving yang dirasakan pada hari Senin kedua pada bulan Oktober. Sedangkan Jepang juga punya hari serupa yang disebut Kinrō Kansha no Hi yang dirasakan pada tanggal 23 November sebagai bentuk menghormati buruh dan menysukuri hasil panen yang didapatkan.

Black Friday Jadi Hari Belanja Sibuk di Amerika Serikat

Source: Freepik

Setelah berjalannya Thanksgiving, warga Amerika Serikat akan menjalankan Black Friday. Hari ini dilaksanakan sehari setelah Thanksgiving, yaitu hari Jumat keempat pada bulan November. Biasanya, Black Friday dihubungkan dengan hari belanja yang menghadirkan banyak diskon dari berbagai brand. Walaupun demikian, hari special ini memiliki sejarah yang cukup menarik untuk dipelajari.

Black Friday memang lahir jauh setelah Thanksgiving. Isitilah ini baru muncul ketika tahun 1960-an, dimana masyarakat yang berasal dari pinggir kota memasuki wilayah pusat kota untuk berbelanja keperluan Natal. Intensitas aktivitas itu begitu tinggi, hingga menimbulkan kekacauan lalu lintas di kawasan Piladhelpia.Pada tahun 1980-an, kondisi saat itu justru tidak diartikan sebagai kegiatan negative, sebaliknya, mereka menganggap hal tersebut sebagai keberuntungan dimana dilambangkan dengan warna hitam. Awalnya bukan Black Friday, tetapi Big Friday. Sayangnya, kata tersebut sulit diterima dan baru 2013 Black Friday menjadi budaya yang mengglobal.

Ketika Black Friday tiba, masyarakat akan berburu barang-barang dengan harga murah. Akan ada banyak potongan diskon menarik untuk ditawarkan. Hampir seluruh manusia di dunia berbondong-bondong mencari benda yang memiliki potongan harga. Apalagi di era kini, belanja online semakin cepat untuk didapatkan.

Source: unsplash.com/Tamanna Rumee

Budaya Black Friday ini pun dengan mudah diadaptasi oleh banyak negara di dunia. Penawaran dimana produk-produk mendapatkan potongan mulai dari yang paling kecil sampai besar-besaran. Tujuannya tentu saja menarik perhatian para konsumen yang hilir mudik. Beragam produk yang ditawarkan seperti fashion, kosmetik, skincare, makanan, dan lain-lain. Terlebih hari menjelang Natal, hari ini dijadikan sebagai kesempatan untuk memborong segala keperluan.

Secara resmi, Black Friday memang diadakan pada minggu keempat November, pada hari Jumat. Namun, beberapa negara ada yang sudah lebih dulu memulainya di bulan Oktober atau awal bulan kesebelas. Lumrahnya mereka akan mengadakan event potongan harga ini selama beberapa waktu, sehingga calon pembeli pun bisa lebih banyak kesempatan memilih barang yang ingin dibeli.

Selain sejarahnya yang cukup unik, Black Friday masih dilakukan karena memiliki alasan khusus. Terjadinya hari belanja musim libur ini, kemacetan di Amerika Serikat akan meningkat drastic. Orang-orang lebih memilih untuk berjalan kaki. Momen ini dimanfaatkan pedagang di toko-tokonya dalam menawarkan brang yang masih tersedia. Para pengusaha tidak segan memberikan diskon pada benda-benda mahal nan krusial, misalnya elektronik. Di samping itu, mereka juga ingin mencari pelanggan baru di tengah libur Nasional yang sedang terlaksana.

Sayangnya, di sejumlah negara, keberadaan Black Friday sempat ditolak. Salah satunya adalah Perancis, dimana masyarakatnya menolak konsep ini karena ada beberpa factor utama sejak tahun 2019 silam. Begitu cepatnya Black Friday yang tersebar di Eropa dianggap meningkatkan isu lingkungan dimana limbah dari produksi semakin tinggi. Di samping itu ada pembuangan emisi dan karbon yang disebabkan dari pengiriman jarak jauh mampu membuat pemborosan sumber daya. Alasan lain menyebutkan bahwa adanya Black Friday memicu tindakan konsumtif. Diskon yang melimpah mendukung orang untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan dan akhirnya tetap menjadi sampah. Bahkan usulan ini sudah sampai ke parlemen Prancis dimana amandemen undang-undang anti-limbah harus dicanangkan sebagai langkah menekan Black Friday.

Dua hari tersebut menjadi waktu tersibuk di Amerika Serikat. Thanksgiving jadi momen kebersamaan yang datang setahun sekali sebelum Natal. Pada saat itu, orang-orang akan bersuka cita dan berbagi kebahagiaan bersam-sama. Sedangkan Black Friday merupakan hari belanja di musim libur untuk mengawali Natal. Keduanya merupakan budaya yang tumbuh dan berkesinambungan. Budaya ini juga telah diadopsi oleh negara-negara lain di dunia. Walaupun lahir di negara besar yang penuh akan modernitas, Thanksgiving serta Black Friday masih terjaga sampai sekarang dengan perubahan yang mengikuti perkembangan zaman.

Comments:

Leave a Reply

you may also like

...