Source: Freepik
Nicinimide bukan hal yang baru di dunia skincare. Niacinamide merupakan bahan aktif yang popular di kalangan generasi masa kini. Zat ini lumrahnya dimanfaatkan untuk membanu menyerahkan wajah. Namun, penggunaan niacinamide memiliki ketentuan sediri. Sebagai zat kimia, niacinamide memliki efek samping tersendri bila digunakan.
Nicinamide atau nicotinamide adalah turunan dari vitamin B3 (niacin). Cara kerja niacinamide yaitu dengan menghambat pelepasan zat kimia yang memicu peradangan pada tubuh. Niacinamide sering digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kulit, seperti jerawat, bekas jerawat, dan mengendalikan peradangan akibat eksim serta acne rosacea. Di samping itu, niacnimide dipercaya dapat membantu menyerahkan kulit.
Source: Pexels.com/Polina Tankilevich
Di masa sekarang, tidak sedikit produk kecantikan yang menawarkann formulasi dengan menggunakan niacinamide. Beberapa bahkan berani menawarkan klaim yang menggiurkan. Kandungan niacinamide dalam produk seharusnya berbeda-beda. Paling sering ditemui, produk kecantikan mengandung 0,5%, 2%, 10%, bahkan 12% niacinamide.
Penggunaan niacinamide sendiri sebenarnya harus sesuai jenis kulit pada setiap orang. Akan tetapi, semakin tinggi bahan aktif yang digunakan, maka risiko yang harus diterima tentu semakin besar. Dikutip dari Siloam Hospital, ada baiknya gunakan dosis yang rendah terlebih dahulu, misalnya 0,5% sampai 2%.
Source: Pexels.com/Shiny Diamond
Kandungan 5% niacinamide pada produk perawatan saja manfaatnya sudah bagus untuk kulit. Walaupun angkanya kecil, tetapi niacinamide mampu mengatasi noda hitam, jerawat, juga menyerahkan kulit. Justru sebaliknya, jika terlalu besar kandungan niacinamide-nya, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan iritasi.
Memanfaatkan bahan aktif seperti niacinamide memang bukan tindakan yang keliru. Tetapi, setiap penggunaannya harus tepat, sesuai jenis kulit. Jangan sampai karena tergiur klaim setiap produk, memberikan dampak sebaliknya yang tidak diinginkan.
Comments:
Leave a Reply