Generasi Muda Dibayangi Toxic Productivity Yang Berdampak Buruk Pada Kesehatan Mental



Perjalanan generasi muda di zaman sekarang tentu bukanlah hal yang muda, walaupun di tengah serba teknologi yang juga memudahkan berbagai kegiatan manusia, namun masalah yang dihadapi juga cukup besar.

Apalagi munculnya Media sosial juga dapat mempengaruhi generasi muda terjebak dalam hustle culture, ini tentunya akan berdampak pada kesehatan mental.

Hal ini dijelaskan oleh Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Indrayanti, bahwa penyebab menjadi hustle culture yakni melihat orang lain, apalagi jika melihat postingan di media sosial yang menunjukkan pencapaian.

Tentu hal ini membuat diri membandingkan dengan prang lain, maka dampaknya akan masuk ke isu kesehatan mental.

Lebih lanjut, Indrayanti menjelaskan Hustle Culture teah menjadi gaya hidup, yakni pemikiran hidup untuk bekerja dan mendedikasikan kehidupan untuk bekerja sementara hal lain dikesampingkan.

"Hustle Culture, itu mindsetnya kita hidup untuk kerja yang lain nanti dulu. Bukan kerja untuk hidup," Kata Indrayanti.

Dirinya juga mengatakan seringkali orang tidak menyadari jika telah terseret dalam arus hustle culture hal ini tak terlepas dari kebiasaan sehari-hari. Ciri-cirinya pun bisa dikenali.

(FOTO: pexels)

Diantaranya terus memikirkan pekerjaan di setiap waktu dan tempat sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

"Dalam pikiran itu harus keras bekerja, bukan bekerja keras dengan strategi. Ambisius untuk terus aktif sehingga tidak peka dengan sinyal dalam tubuhnya hingga saat banyak stressor masuk tubuhnya ambruk, stres, burnout, terjadi kelelahan psikologis," Tutur Indrayati.

Kondisi tersebut, kata dia, pada akhirnya berkembang lagi menjadi "toxic productivity" yang bisa terjadi pada siapapun tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga di dunia pendidikan.

"Melihat kondisi kerja yang situasinya pada \'workaholic\' akhirnya kepikiran, ada racun di pikiran. Jangan-jangan yang disebut produktif yang harus kerja keras, lembur, dan akan merasa bersalah jika gak kaya gitu," Ungkap Indriyati

Comments:

Leave a Reply

you may also like