source: @univ_indonesia on Instagram
Film dokumenter pendek karya mahasiswa Indonesia, Tanah Kitai (Our Land), berhasil menembus shortlist di ajang bergengsi Sony Future Filmmaker Awards (SFFA) 2025 kategori non-fiksi. Film ini juga menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara, serta masuk deretan 30 terpilih dari lebih dari 11.750 karya dokumenter non-fiksi yang dikirim dari 158 negara.
Dokumenter ini disutradarai oleh mahasiswa arsitektur dari Universitas Indonesia (UI), Shaquille Zaki Nathandra, bersama co-director Quina Qaumitaquna Mirxela, yang mengambil bagian dalam program Ekskursi 2024: Iban. Mereka menjadi tim termuda dan wakil pertama dari Indonesia yang berhasil menembus final kompetisi global ini. Ajang pengumuman shortlist diumumkan melalui akun resmi SFFA, termasuk Instagram dan Facebook @SonyFutureFilmmakerAwards, yang menyatakan:
"SFFA2025 SHORTLIST Shaquille Zaki Nathandra & Quina Qaumitaquna Mirxela\'s short documentary, \'Tanah Kitai (Our Land)\' follows the Iban tribe in Borneo\'s rain forest"
Tanah Kitai mengambil latar di jantung hutan hujan Kalimantan, mendokumentasikan kehidupan komunitas Iban, yang menjaga tradisi leluhur dan hubungan sakral dengan alam. Fokus film terletak pada perjuangan dan perjalanan pemuda Iban untuk menjaga tanah dan budaya mereka yang semakin terancam oleh modernisasi dan korporasi.
Menurut sumber dari UI, cerita ini berasal dari rangkaian Ekskursi 2024: Iban, program lapangan yang diadakan pada Juli - Agustus 2024 oleh Fakultas Teknik UI, dengan pendampingan dosen ahli arsitektur dan budaya lokal.
Pengumuman hari penghargaan Sony berlangsung pada 5 Juni 2025 di Sony Pictures Studios, Culver City, California. Hadir dalam acara jamuan bebas tampil, diskusi dan workshop, para finalis mendapatkan kesempatan untuk:
Tur studio legendaris
Menghadiri workshop dan sesi Q&A bersama eksekutif Sony
Tim Indonesia pun akhirnya berada di posisi Top 10 finalis non-fiksi, yang jadi bukti bahwa karya-karya mahasiswa Indonesia bisa bersanding dengan filme meraih standar global.
Shaquille Zaki Nathandra, director sekaligus penggagas film ini, berbicara tentang dampak emosional dan profesional:
"Representing Indonesia and University of Indonesia on a global stage ...shows that young filmmakers from Southeast Asia are capable of competing globally. ...I hope this can inspire more young filmmakers from Indonesia."
Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan juga menambahkan:
"This achievement proves that the creative works of young Indonesians can compete and convey meaningful messages on a global level. Struggles of indigenous communities like the Iban people are seen not only as a fight to preserve tradition, but also to protect their land rights, identities, and futures."
Comments:
Leave a Reply