Bingung Pilih Kendaraan? Simak Plus-Minus Kendaraan BBM dan Listrik


source: Freepik


Di era modern seperti sekarang, kendaraan sudah jadi kebutuhan primer, bukan lagi sekadar gaya hidup. Baik itu untuk berangkat kerja, kuliah, mengantar anak sekolah, sampai liburan, punya kendaraan pribadi bisa mempermudah segalanya. Namun, muncul satu dilema besar: lebih baik pilih kendaraan bermotor berbahan bakar fosil (BBM) atau kendaraan listrik (EV)?

Kendaraan bermotor konvensional sudah lama kita kenal. Dari motor bebek sampai mobil SUV, semuanya mengandalkan bensin atau solar untuk bergerak. Sementara itu, kendaraan listrik mulai jadi tren baru, apalagi dengan isu lingkungan, subsidi pemerintah, dan inovasi teknologi yang makin berkembang.

Pertanyaannya: mana yang lebih cocok untuk kamu? Yuk, kita bahas secara santai tapi detail agar kamu bisa menentukan pilihan dengan lebih bijak.

1. Kenali Kebutuhan Sehari-hari

Langkah pertama sebelum memilih kendaraan adalah memahami kebutuhan kamu. Apakah kendaraan itu akan dipakai harian untuk jarak dekat, perjalanan jauh, atau sekadar kendaraan cadangan?

  • Kalau sering bepergian jarak jauh (misalnya antar kota atau sering dinas keluar kota), kendaraan bermotor berbahan bakar fosil masih jadi pilihan aman. Jaringan SPBU sudah tersedia di mana-mana sehingga kamu tidak perlu khawatir kehabisan tenaga di tengah jalan.

  • Kalau pemakaian lebih sering di dalam kota dan jarak tempuh tidak terlalu jauh, kendaraan listrik bisa jadi pilihan. Apalagi banyak EV kini sudah didesain untuk perjalanan harian dengan jarak tempuh yang cukup untuk aktivitas rutin.

Baca juga: Tips Fashion Pria: Jenis-Jenis Sepatu Sneakers yang Cocok untuk Hangout!

2. Pertimbangkan Biaya Bahan Bakar vs Listrik

Salah satu faktor utama dalam memilih kendaraan adalah biaya operasional.

  • Kendaraan bermotor (BBM): Harga bensin atau solar masih jadi pengeluaran rutin yang lumayan besar. Kalau sering dipakai, biaya bulanannya bisa menguras dompet.

  • Kendaraan listrik: Jauh lebih hemat dalam hal “isi tenaga”. Biaya ngecas di rumah bisa hanya seperempat dari biaya isi bensin dengan jarak tempuh yang sama. Ditambah lagi, beberapa SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) masih menawarkan harga terjangkau.

Namun, perlu dicatat, biaya listrik bisa bertambah jika tagihan rumahmu sudah cukup tinggi. Jadi, pastikan menghitung dengan teliti sebelum memutuskan.

3. Perawatan: Mana yang Lebih Mudah?

  • Kendaraan bermotor konvensional punya mesin dengan ratusan komponen bergerak. Artinya, perawatan lebih sering dibutuhkan: ganti oli, servis mesin, filter udara, busi, dan lain-lain.

  • Kendaraan listrik relatif lebih simpel. Tidak ada mesin pembakaran, sehingga komponen bergeraknya lebih sedikit. Perawatan biasanya hanya pada baterai, ban, dan sistem kelistrikan. Ini berarti biaya servis rutin bisa lebih rendah.

Namun, harga baterai EV yang mahal bisa jadi tantangan kalau suatu saat butuh diganti. Jadi, meski hemat di perawatan kecil, tetap ada risiko biaya besar di masa depan.

4. Infrastruktur dan Ketersediaan

Kendaraan bermotor jelas unggul dalam hal infrastruktur. SPBU ada hampir di setiap daerah, bengkel pun mudah ditemukan.

Kendaraan listrik memang mulai mendapat perhatian, tapi jaringan SPKLU masih terbatas, terutama di luar kota besar. Kalau kamu tinggal di perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, mungkin tidak terlalu masalah. Tapi kalau tinggal di kota kecil atau sering bepergian ke daerah, ini bisa jadi kendala.

Selain itu, pastikan rumahmu punya akses listrik yang cukup untuk charging. Tidak semua tempat tinggal mendukung pemasangan charger pribadi.

source: Freepik

5. Harga Kendaraan: Investasi Awal yang Harus Dipikirkan

  • Harga kendaraan bermotor BBM masih lebih terjangkau. Motor konvensional bisa didapat mulai dari Rp 15 juta-an, mobil kecil mulai Rp 200 jutaan.

  • Harga kendaraan listrik umumnya lebih tinggi, meski tren sekarang mulai ada yang lebih murah. Motor listrik bisa dibeli mulai Rp 10 juta-an, tapi untuk mobil listrik biasanya masih di atas Rp 300 jutaan.

Pemerintah memang memberi insentif dan subsidi untuk pembelian EV, tapi tetap saja harga awal lebih tinggi. Jadi, pikirkan baik-baik apakah kamu siap dengan investasi awal yang besar.

6. Dampak Lingkungan

Isu lingkungan kini jadi pertimbangan utama.

  • Kendaraan bermotor BBM masih menyumbang polusi udara dan emisi karbon. Semakin banyak kendaraan konvensional, semakin tinggi risiko pencemaran.

  • Kendaraan listrik lebih ramah lingkungan, terutama karena tidak menghasilkan emisi saat digunakan. Namun, perlu diingat, listrik yang dipakai untuk charging masih banyak bersumber dari PLTU berbahan bakar batu bara. Artinya, dampaknya tidak 100% bebas polusi, tapi tetap lebih baik dibanding BBM.

Kalau kamu peduli dengan keberlanjutan bumi, kendaraan listrik bisa jadi pilihan tepat.

Baca juga: 5 Kota Paling Ramah Wisatawan di Dunia, Destinasi yang Memanjakan Para Traveller

7. Kenyamanan Berkendara

Kendaraan listrik punya keunggulan dalam hal kenyamanan. Suaranya lebih senyap, getaran lebih minim, dan akselerasinya halus. Cocok untuk yang suka ketenangan saat berkendara.

Sementara itu, kendaraan bermotor masih unggul dalam “rasa” berkendara. Suara mesin dan sensasi akselerasi klasiknya punya daya tarik tersendiri bagi sebagian orang.

Jadi, kembali ke selera pribadi: lebih suka tenang atau lebih suka “greget”?

8. Jangka Panjang: Mana yang Lebih Menguntungkan?

Kalau dilihat dari jangka panjang, kendaraan listrik punya potensi lebih hemat dari segi biaya operasional. Namun, harga baterai yang tinggi tetap harus diwaspadai.

Sementara kendaraan bermotor BBM lebih mudah dijual kembali (nilai jual lebih stabil), karena pasar second-hand sudah mapan. EV second-hand masih agak sulit karena teknologi baterai yang terus berkembang, sehingga calon pembeli cenderung ragu.

9. Tips Praktis Memilih

Kalau kamu masih bingung, coba gunakan tips sederhana ini:

  1. Hitung kebutuhan harianmu: seberapa sering berkendara, jarak tempuh, dan area mobilitas.

  2. Cek budget: jangan hanya pikirkan harga beli, tapi juga biaya jangka panjang.

  3. Lihat akses infrastruktur: apakah rumahmu bisa pasang charger, atau ada SPKLU di sekitar?

  4. Pertimbangkan tujuan pribadi: apakah kamu peduli lingkungan, atau lebih mementingkan praktis dan murah?

Kendaraan bermotor dan kendaraan listrik punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada yang benar-benar lebih baik atau lebih buruk, semua tergantung kebutuhan, gaya hidup, dan kemampuan finansial.

Kalau kamu butuh mobilitas fleksibel tanpa repot mikirin charging, kendaraan bermotor konvensional masih jadi pilihan aman. Tapi kalau kamu ingin ikut mendukung masa depan yang lebih ramah lingkungan sekaligus siap dengan investasi awal yang lebih besar, kendaraan listrik bisa jadi investasi menarik.

Intinya, jangan hanya ikut tren. Pilih kendaraan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan prioritasmu. Karena pada akhirnya, kendaraan bukan sekadar alat transportasi, tapi juga partner yang menemani keseharianmu.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Para Traveller Harus Menggunakan Transportasi Umum Saat Berlibur

Comments:

Leave a Reply

you may also like

...