Source: disbud.bulelengkab.go.id
Pulau Bali dengan keragaman kebudayaannya, hidup secara berdampingan, selaras, dan harmoni. Dihuni oleh mayoritas masyarakat beragama Hindu, tidak sedikit pula ditemukan warga yang menganut kepercayaan lain, salah satunya adalah Islam. Komunitas muslim di pulau ini pun bukan minoritas belaka. Jejak sejarahnya bisa ditemukan di Desa Pegayaman, desa bercorak Islam tertua di Bali.
Desa Pegayaman berlokasi di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa ini memiliki wilayah yang cukup luas, dibagi menjadi beberapa banjar, dan ditempati oleh ribuan penduduk. Lingkungannya begitu asri, dengan udara yan segar khas dataran tinggi. Masyarakat desa ini kebanyakan bermatapencaharian sebagai petani.
Menyandnag status sebagai desa Islam tertua di Bali, riwayat Desa Pegayawan bermula sejak abad ke-17. Pada saat itu, Kerajaan Buleleng yang dipimpin oleh Panji Sakti mendapatkan kedatangan 100 prajurit dari Jawa dan Makassar. Oleh karena itu, Desa Pegayawaman memang ditinggali oleh tiga rumpun suku, diantaranya Jawa, Bali, dan Bugis.
Akulturasi kebudayaan di Desa Pegayaman berjalan begitu baik. Terlihat jelas, kebudayaan yang saling melengkapi dalam penggunaan nama. Masyarakat Pegayaman menggabungkan nama-nama khas Bali, seperti Made, Ketut, Nyoman, dan lain-lain diikuti nama yang islami. Selain itu, ada juga kesenian Burdah yang mengombinasikan antara kebudayaan Bali serta Arab. Burdah merupakan kesenian music yang memiliki irama tabuhan kidung Bali, tetapi syair yang dibacakan menggunakan Bahasa Arab.
Hari raya setiap agama memiliki peran penting dalam interaksi masyarakat. Baik Hindu maupun Islam, sama-sama menghormati. Banyak contoh tindakan yang mencerminkan kehidupan toleransi, misalnya bersilaturahmi ketika Hari Raya Idul Fitri, membantu membuat ogoh-ogoh saat Hari Raya Nyepi, hingga ngejot atau berbagi makanan kala Galungan dan Kuningan tiba. Tradisi ngejot ini pun dilakukan masyarakat muslim pada waktu-waktu tertentu.
Desa Pegayaman adalah bukti nyata keberhasilan akulturasi dan toleransi umat beragama di Bali sejak ratusan tahun lalu. Walaupun kebudayaan yang berkembang secara totalitas adalah kebudayaan Bali dengan banyaknya suku, masyarakat tetap mempertahankan syariat Islam. Tradisi yang unik ini selalu diturunkan kepada generasi seterusnya untuk menjaga kelestarian. Terbukti, hingga sekrang Desa Pegayaman masih hidup dengan damai dan tentram di Pulau Dewata.
Comments:
Leave a Reply