Source: Unsplash.com/Kyle Mackie
Di era kini, istilah dry aged cukup popular di kalangan pecinta steak. Bahkan ada yang mengatakan jika steak dry aged punya citarasa yang lebih nikmat daripada daging biasa. Metode dry aged mulai berkembang di Indonesia, dilihat dari semakin banyak steak house yang menyediakan menu ini.
Apa sebenarnya dry aged itu?
Metode ini sudh digunakan sejak zaman dulu, sebelum adanya alat pendingin seperti sekarang. Di masa ini, orang akan mengawetkan daging dengan cara menggantung dalam ruangan khusus. Suhu ruangannya harus terkontrol antara 2ÃÅ¡-4ÃÅ¡C dan kelembapannya direntang 80%. Tentunya cara ini memerlukan keahlian yang khusus agar hasilnya sempurna. Lama dry aged cukup beragam. Kebanyakan minimal 28 hari sampai beberapa bulan.
Tidak semua daging bisa diawetkan dengan metode dry aged. Hanya daging dengan kualitas tinggi yang bisa melalui proses ini. Daging dengan urat otot yang banyak sedangkan lemaknya cenderung rendah adalah jenis terbaik, misalnya bagian sirloin atau rib eye.
Pastinya ada kelebihan mengapa orang memilih teknik dry aged untuk mengawetkan daging. Hal pertama yang akan terasa setelah dimasak ialah tekstur daging yang lebih empuk sebab otot pada daging akan dihancurkan melalui enzim alami. Sedangkan luarnya tetap kering.
Selanjutnya dari segi sisi, daging dry aged dianggap lebih enak. Terlebih ketika sebelum dilakukan dry aged daging sudah dimarinasi dengan bumbu tertentu. Rasanya akan berkombinasi dengan tekstur lembut serta lumer saat sampai di mulut.
Dibandingkan dengan daging biasa, daging dry aged memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ditinjau dari segi rasa, bentuk, hingga kualitas, daging dry aged memang sudah termasuk ke dalam kategori premium. Belum lagi jika daging yang digunakan adalah wagyu A5 arau US beef. Tentu, Anda harus merogoh kocek lebih jika ingin mendapatkan daging ini, dari ratusan hingga jutaan.
Tertarik untuk mencoba?
Comments:
Leave a Reply