Hari Anak Nasional Diperingati Pada Hari Ini. Bagaimana Sejarahnya? Apa yang Istimewa di Tahun 2025 ini?


Source: Google Photo

Bandung, 23 Juli merupakan peringatan dari Hari Anak Nasional yang selalu diperingati sebagai wujud komitmen dalam melindungi, menghormati, dan memenuhi hak-hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Bukan hanya sebagai seremoni biasa melainkan momen ang bertujuan untuk mengingatkan bahwa pentingnya peran anak dalam mmbangun masa depan Indonesia. Pada tahun 2025 ini, Hari Anak Nasional menginjak peringatan yang ke – 41 dengan tema yang inspiratif dan relevan.

Pada sejarahnya yang berakar panjang, Hari Anak Nasional  memiliki gagasan yang bermula dari kesadaran akan pentingnya perlindungan pada masing-masing anak. Pada Kongres Wanita Indonesia atau biasa disingkat sebagai KOWANI di tahun 1951, Ide dari Peringatan Hari Anak ini tergegas. Kowani ini merupakan sebuah organisasi perempuan yang terbentuk sejak tahun 1946, yang muasalnya bertitiskan dari Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928. Kowani mengusulkan Hari Kanak-Kanak Nasional bertujuan untuk menegaskan penetingnya kesejahteraan anak. Tepat pada tahun1952, Pekan Kanan-Kanak pertama digelar bertempat di Istana Merdeka, Jakarta, dan disaksikan juga dihadiri langsung oleh Presiden pertama Ir. Soekarno.

Pada awalnya, peringatan ini tidak memiiki tanggal yang tetap. Namun di tahun 1953, melalui sidang Kowani di Bandung, keputusannya disepakati Pekan Kanak-Kanak diadakan setiap pekan keduan di bulan Juli, bertepatan dengan libur kenaikan kelas. Namun, keputusan ini masih dianggap kurang memiliki nilai yang historis. Pada tanggal 1959, tanggal peringatan diubah menjadi tanggal 1 Juni hingga 3 Juni, diselaraskan dengan Hari Inak Internasional dan berdekatan dengan hari ulang tahunnya Presiden Ir. Soekarno. Kemudian Kowani memperpanjang durasi menjadi 1 Juni hingga 6 Juni karena dipilih untuk menghormati hari kelahiran Presiden Ir. Soekarno. Perubahan acara peringatan menjadi Hari Kanak-Kanak Nasional terjadi pada tahun 1965.


Pada Pergantian Kekuasaan Orde Baru, Pemerintahan Presiden Soeharto menghapus kebijakan yang terkait erat dengan Ir. Soekarno, termasuk tanggal peringatan Hari Kanak-Kanak. Pada tanggal 23 Juli  Tahun 1979, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak disahkan, menjadi landasan hukum untuk perlindungan anak. Demi memperkuat komitmen ini. Presiden Soeharto menetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1984 yang ditandatangani pada 19 Juli 1984. Tanggal ini dipilih katena bertepatan dengan pengesahan UU Kesejahteraan Anak, yang menegaskan bahwa anak adalah asset bangsa yang perlu untuk dilindungi dan diberdayakan.

Sejak saat itulah, HAN atau Hari anak Nasional diperingati pada setiap tahunnya diiringi dengan beragam kegiatan di tingkat pusat maupun daerah, seperti lomba seni, seminar, jalan sehat, hingga festival anak, demi mengkampanyekan pemenuhan hak anak atas hidup, tumbuh kembang, partisipasi, dan perlindungan dari kekerasan serta diskriminasi. Pada peringatan ke 41 di tahun 2025 ini Tema yang diusung adalah “ Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan penggunaan tagline “Anak Indonesia Bersaudara”, sebagaimana diumumkan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau KemenPPPA. Dengan tema ini mencerminkan visi besar Indonesia menjadi Negara yang maju pada 2045 bertepatan dengan peringatan ke 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, membentuk anak-anak sebagai pilar utama.

Dalam Tema ini “Anak Hebat, Indonesia Kuat” menekankan bahwa anak-anak adalah asset strategis bangsa jika benar-benar dengan pembinaan yang baik melalui pendidikan, gizi, perlindungan dari kekerasan, dan pembentukan karakter, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, tangguh dan berdaya saing. Tagline “Anak Indonesia Bersaudara” menggaris bawahi semangat persatuan, toleransi, dan solidaritas di tengah keberagaman budaya, agama, dan latar belakang sosial. Narasi kunci dan sub-Tema berkelanjutan yang digaungkan ini didukung oleh beberapa subtema yang mencakup isu krusial seperti:

Generasi Emas Bebas Stunting: Investasi Gizi Sejak Dini, yang Fokus dalam pencegahan stunting melalui edukasi gizi dan sanitasi yang layak.

Anak Cerdas Digital: Aman dan Positif di Dunia Maya, dalam upaya Mendorong literasi digital supaya anak-anak bijak dan aman di menggunakan internet.

Stop Perkawinan Anak: Wujudkan Impian Anak Indonesia, tentunya untuk mencegah perkawinan usia dini demi masa depan anak yang lebih gemilang.

Anak Terlindung menuju Indonesia Emas 2045: Hentikan Kekerasan Sekarang! Mengajak semua pihak menciptakan lingkungan yang ramah anak.

Pendidikan Inklusif untuk Semua: Tak Ada Anak Tertinggal, memastikan akses mempermudah meraih pendidikan yang setara termasuk untuk anak yang disabilitas dan dari daerah-daerah terpencil.


Berikut ini iadalah logo Hari Anak Nasional 2025 Ada tiga poin filosofi yang diusung oleh logo Hari Anak Nasional tahun ini:

·         Tiga anak memegang bendera merah putih melambangkan cita cita yang bisa diraih dengan doa, semangat dan dukungan keluarga.

·         Warna merah dan putih melambangkan kebersamaan dan nilai nasionalisme anak-anak Indonesia.

·         Garis warna abu-abu menggambarkan perubahan kebutuhan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak sesuai potensi dan tingkat kerentanan masing-masing.

Acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2025 Puncak peringatan Hari Anak Nasonal ke-41 tahun 2025 akan diselengarakan serentak di berbagai instansi dan lembaga pada Rabu 23 Juli 2025.

Adapun agenda umum acaranya bisa diselenggarakan sesuai panduan KemenPPPA berikut ini, ataupun dimodifikasi sesuai kebutuhan:

·         Senam Anak Indonesia Hebat: Dikutip dari siaran pers nomor 657/sipers/A6/XII/2024, Kemendikdasmen meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada 27 Desember di Jakarta, sebagai bagian dari visi pemerintah untuk menciptakan generasi unggul Indonesia menuju 2045. Program ini bertujuan menanamkan tujuh kebiasaan positif pada anak-anak, yakni bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

·         Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Indonesia Pusaka dan Padamu Negeri

·         Pembacaan doa lintas agama

·         Menteri, Pimpinan Lembaga, Kepala Daerah dan Pimpinan Lembaga Masyarakat menyapa anak-anak (permainan dan kesenian tradisional untuk anak, melibatkan interaksi dengan kepala lembaga masyarakat)

·         Menyanyikan jingle SAPA 129

·         Rangkaian kegiatan peringatan Hari Anak Nasional 2025 diharapkan bisa mendorong dan menyebarkan nilai-nilai dasar anak, yakni berakhlak, mulia, peduli, menari, cerdas dan solidaritas sebagai penerus bangsa.

·         Kesenian local seperti lokakarya seni tari, music, teater, pentas seni yag melibatkan anak-anak supaya aktif dalam berkarya.

·         Memberkenalkan makanan tradisonal dan praktek bersama anak-anak untuk membangkitkan rasa yang mendalam dan cinta pada karya negeri sendiri

·         Kegiatan bermain sambil memperkenalkan ekonomi dasar untuk anak-anak

Dan lainnya, semoga bermanfaat, Selamat Hari Anak Nasional 2025!!

Comments:

Leave a Reply

you may also like

...