Dalam semangat menjangkau lebih luas, pihak produksi membuka audisi terbuka bagi siapa saja yang memiliki minat dan bakat di dunia akting. Melalui program bertajuk The Shift: Mencari Bintang, tim produksi akan menggelar roadshow audisi ke 15 kota besar di seluruh Indonesia, dimulai pada 12 Juli 2025.
Audisi ini bukan sekadar seleksi untuk mencari pemeran dalam film, melainkan juga sebagai ajang pemberdayaan potensi generasi muda Indonesia yang tersebar di berbagai daerah. Hal ini diungkapkan oleh Ria Mitriani, Director Program StarHack, yang menjadi bagian penting dalam proses pengembangan bakat peserta.
"Lewat audisi dan roadshow ini, kami ingin menjangkau sebanyak mungkin talenta yang mungkin selama ini tidak memiliki akses ke industri hiburan. Kami juga ingin menanamkan nilai bahwa merawat diri dan mengenal potensi diri merupakan bentuk cinta diri yang penting" jelas Ria.
Audisi pertama yang digelar selama tiga hari di kawasan Otista, Jakarta Timur, berhasil menyedot perhatian publik. Sekitar 600 peserta dari berbagai latar belakang hadir untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam seni peran. Suasana audisi berlangsung meriah namun tetap kompetitif, dengan berbagai ekspresi, emosi, dan gaya akting yang mencerminkan keragaman budaya dan karakter Indonesia. "Ini adalah pengalaman pertama saya ikut casting. Deg-degan, tapi juga senang karena bisa belajar langsung dari juri-juri yang profesional" ujar Mitha, salah satu peserta dari Jakarta Selatan.
Setelah sukses di Jakarta, rangkaian audisi akan dilanjutkan ke kota-kota besar lainnya, termasuk Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Padang, Balikpapan, hingga Jayapura. Setiap kota akan memiliki rangkaian kegiatan selama dua hari yang terdiri dari sesi audisi, workshop akting, talkshow motivasi, dan edukasi mengenai kesehatan serta kecantikan.
"Kami ingin menghadirkan atmosfer pelatihan yang menyeluruh, bukan hanya seleksi. Kami percaya, industri perfilman yang kuat dimulai dari sumber daya manusia yang siap secara teknis dan mental" kata Produser Eksekutif The Shift, Andra Wicaksono.
Selain proses casting, peserta juga akan mendapatkan pelatihan singkat yang mencakup teknik dasar akting, penggunaan ekspresi tubuh, pengolahan suara, hingga membangun karakter. Para pelatih berasal dari berbagai profesi seperti aktor senior, penulis skenario, psikolog, hingga public speaking coach.
Peserta juga diberi edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik, yang kerap menjadi tantangan besar bagi mereka yang terjun ke dunia hiburan.
"Sering kali kita hanya melihat kesuksesan artis dari layar, tapi tidak tahu perjuangan dan tekanan yang mereka hadapi. Di sini kami ingin memberikan gambaran utuh, agar peserta punya bekal realistis" ujar Nadya Tamara, psikolog yang terlibat dalam roadshow.
Setelah melalui proses audisi di masing-masing kota, akan dipilih lima besar peserta terbaik yang dinilai paling potensial. Mereka kemudian akan diberi tantangan istimewa: tampil secara langsung dalam pertunjukan Short Theatre yang akan disiarkan secara daring dan dinilai oleh panel juri nasional.
"Live performance ini kami pilih karena bisa menunjukkan kemampuan sesungguhnya dari aktor. Akting bukan hanya soal hafal dialog, tapi menyatu dengan peran di bawah tekanan panggung" jelas Seno Wirawan, sutradara film The Shift.
Film The Shift mengangkat kisah inspiratif Naomi Wibisono, seorang wanita berusia 40-an yang harus menghadapi krisis hidup setelah kehilangan pekerjaan dan pasangan hidup. Dalam masa pemulihan melalui program terapi fisik dan mental di JT Clinic, Naomi perlahan membangun kembali kepercayaan diri dan menemukan jati dirinya yang kuat dan utuh.
Cerita ini menyentuh tema universal yang relevan dengan banyak orang, terutama perempuan dewasa yang tengah mencari titik balik dalam hidup mereka. Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa kecantikan sejati datang dari proses panjang yang melibatkan ketahanan mental, perawatan diri, dan penerimaan atas luka masa lalu.
Menariknya, film ini juga merupakan hasil kolaborasi dengan JT Clinic, sebuah pusat terapi kesehatan dan kecantikan yang fokus pada pemulihan holistik. Unsur ini bukan hanya menjadi bagian dari cerita, tetapi juga memperkuat pesan film tentang pentingnya merawat tubuh dan pikiran secara seimbang.
"The Shift bukan hanya drama, tapi juga sarana edukasi dan inspirasi bagi masyarakat luas" ujar salah satu pendiri JT Clinic, dr. Livia Jatmiko.
Proyek ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk komunitas film, organisasi perempuan, dan institusi pendidikan seni. Banyak pihak berharap bahwa The Shift bisa menjadi tonggak baru dalam industri film nasional, khususnya dalam hal regenerasi aktor dan promosi nilai-nilai pemberdayaan diri.
Bahkan sebelum produksinya dimulai, akun media sosial The Shift telah diikuti puluhan ribu penggemar yang antusias mengikuti perkembangan audisi dan latar belakang cerita film.
Lebih dari sekadar film, The Shift adalah gerakan-gerakan yang mendorong lahirnya generasi baru aktor Indonesia yang tidak hanya berbakat, tetapi juga memiliki karakter kuat dan pemahaman mendalam tentang peran sosial seni peran. Dengan semangat kolaboratif dan inklusif, film ini berpotensi menjadi simbol pergeseran budaya perfilman Indonesia menuju arah yang lebih mendalam, profesional, dan berkelanjutan.
Comments:
Leave a Reply