Source: unsplash.com/jauzax
Kraton Yogyakarta adalah pusat pemerintahan sekaligus kerajaan Kesultanan Ngayogyakarta di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini memiliki sejarah yang panjang, sejak Mataram Islam berdiri, kemudian terpecah menjadi dua dengan Kasunanan Surakarta. Hal tersebut menyebabkan perbedaan yang cukup kentara, meskipun memiliki satu nenek moyang yang sama. Salah satu yang kerap jadi pembicaraan ialah hidangan kuliner.
Setiap raja di Kesultanan Ngayogyakarta punya ciri khas tersendiri. Ciri khas ini bisa dilihat dari berbagai elemen, termasuk di dalamnya adalah citarasa. Beberapa menu bahkan sudah diadaptasi menjadi hidangan umum di restoran-restoran tertentu. Keunikan yang tersimpan memberikan daya tarik tersendiri pada tiap porsi yang tersaji.
Penasaran apa saja menu kesukaan raja? Yuk, ulik di bawah!
Hidangan Burung Dara dalam Glendhoh
Source: resephariini.com
Menu pertama yang akan dibahas yaitu Glendhoh. Hidangan ini terbuat dari burung dara muda atau disebut piyik. Burung dara diolah dan dikombinasikan bersama daging dan bumbu-bumbu agar rasanya lebih lezat.
Bumbu dapur yang digunakan tidak terlalu rumit. Burung dara yang sudah dibersihkan isi perutnya, akan diisi dengan daging cincang, nantinya daging ini dimasukan ke dalam perut burung dara. Namun, sebelum hal itu terjadi, daging akn diberi bumbu terlebih dahulu yang meliputi bawang merah, bawang putih, ketumbar, rempah-rempah daun, serta tidak kalah penting adanya santan kental atau kanil. Setelah semua bahan masuk ke burung dara, baru perut dijahit, hingga kembali jadi utuh yang lebih lanjut disebut glendhoh.
Glendhoh yang sudah siap akan dikukus terlebih dahulu menggunakan kukusan. Jika sudha matang, glendhoh dapat diberi tusukan sate, lalu dibakar hingga matang. Belum selesai, penyajian glendhoh cukup unik karena menggunakan areh atau santan masak di atas piring ceper.
Menu Unik ada Kolak dari Ati
Source: freepik.com/KamranAydinov
Membaca namanya pasti akan bertanya-tanya, bagaimana sebuah ati atau hari bisa dimasak menjadi hidangan kolak? Umumnya, kolak kerap berperan sebagai dessert sebab rasanya yang manis nan legit. Isian kolak pun beragam, utamanya buah-buahan, dari pisang, ubi, nangka, kolang-kaling, dan lain-lain. Namun, di Kraton Yogyakarta, kolak ati disajikan sebagai lauk makan siang.
Bintang utama menu kolak ati tentu saja adalah hati sapi maupun kerbau. Hati utuh kemudian dipotong-potong dan diolah bersama bahan-bahan lain, diantaranya gula merah, air asem, serta garam. Proses pembuatannya dilanjutkan dengan mebakar, lalu diberi santan areh. Rasanya manis juga gurih, kawin dengan tekstur hati yang lembut serta aroma smokey yang kentara dari bakaran.
Nikmatnya Menyantap Lidah Asap
Source: Carne Diem
Mengutip Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, lidah asap ini merupakan menu favorit dari Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Bahan utamanya sesuai nama, yaitu lidah sapi. Kuliner ini pun acap kali disebut sebagai asin lidah.
Cara pembuatan lidah asap tidak terlalu rumit. Lidah yang sudah siap bisa dipotong-potong. Lidah dapat dijepit sebelum dibumbui dan dimasak. Bumbunya pun sederhana sekali, hanya mentega. Lidah yang sudah terjepit kemudian diolesi mentega dan dibakar di atas bara api. Sajian lidah sapi begitu menggoda dengan rasa gurih serta tekstur lembut dair lidah sapi yang menggoda.
Dari Ulat jadi Sate Gendon
Source: unsplash.com/Akharis Ahmad
Yogyakarta memang tak kurang dari beragam makanan ekstreme. Sebut saja peyek laron, belalang goreng, kelelawar bacem, dan ungkrung yang dengan mudah ditemukan di kawasan Gunungkidul. Namun, siapa sangka, di wilayah kerajaan pun ada makanan ekstreme yang digemari oleh raja. Namanya adalah sate gendon. Hidangan tersebut kian spesial sebab disukai oleh raja ke delapan Kesultanan Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana VIII.
Sate gendon dibuat dari gendon atau ulat yang diambil di pohon salak. Cara pembuatannya tak jauh berbeda dari sate-sate lain. Gendon akan dijadikan satu menggunakan lidi, membentuk sate, lalu dibumbui secara merata. Ketika membakar bisa diolesi mentega. Rasanya unik, tekturnya menyenangkan, serta khasiatnya luar biasa. Konon mengonsumsi sate gendon dapat meningkatkan stamina seseorang.
Kelezatan Ayam Utuh Betutu
Source: Pinterest/Mobil Wisataku
Nama betutu memang lebih dikenal di wilayah Pulau Bali, tapi di Yogyakarta menu ini pun jadi favorit salah satu raja, yaitu Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Hidangan ini nampaknya terlihat begitu mewah dengan menggunakan satu ekor ayam utuh. Di samping itu adanya tambahan daging cincang semakin meningkatkan selera makan.
Bahan utama dari betutu ialah ayam yang masih utuh tanpa ada tulang dan jeroan. Perut ayam yang bersih ini diberi daging cincang rebus, kemudian dijahit hingga menjadi utuh. Ayam betutu lalu diolah menggunakan rempah-rempah, yaitu bawang merah, bawang putih, jahe, lada, kemiri, daun salam, lengkuas, batang serai, gula merah, dan santan. Ayam lalu dibakar dan siap dihidangkan.
Uniknya Dendeng Age Pakai Santan
Source: sajiansedap.grid.id/Robertus
Berbicara tentang dendeng, biasanya makanan ini berasal dari Sumatera Barat, diolah menggunakan bumbu khas Minang, dengan citarasa kuat karena rempah serta pedas membara. Namun, di Yogyakarta ada dendeng unik yang justru dibuat menggunakan campuran santan. Menu favorit raja tersebut bernama dendeng age.
Dendeng age memiliki bahan utama daging sapi. Pengolahan daging dilakukan dengan cara dihaluskan dan dikombinasikan bersama bergama rempa, seperti daun salam, serai, ketumbar, kemiri, lada, perbawangan, gula merah, dan tentunya santan kental atau kanil. Semua bahan dicampur dan dibentuk menggunakan kepalan tangan. Lalu daging ditusuk bak sate dan dibakar sampai kering. Terakhir, penyajiannya pun menggunakan kuah areh.
Kehangatan dalam Segelas Bir Jawa
Source: Tripadvisor.com/Purwitanto
Jika saat ini bir identik dengan alkohol, maka tidak dengan bir Jawa. Eits, jangan salah paham hanya karena membaca namanya. Sebaliknya, dibanding memabukan, bir jawa justru begitu baik bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan bir Jawa dibuat dari beragam rempah-rempah yang direbus.
Ada jahe, serai, cengkih, kayu manis, mesoyi, daun pandan, gula, air, serta jeruk nipis yang berpadu membentk kesatuan rasa unik dalam segelas bir Jawa. Khasiatnya dapat membuat utbuh jadi hangat dan menjaga imunitas tubuh tetap prima. Jadi, jika ditinau dari fungsinya, bir biasa dan bir Jawa sebenarnya sama, lho.
Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, bir Jawa disajikan secara elegan. Untuk menyuguhkannya, bir akan dituang dalam wadah kaca atau kristal yang bertudung emas. Lalu gelas untuk meminumnya pun terbuat dari emas. Bir Jawa akan muncul saat sore hari, ketika sang raja tengah bersantai setelah seharian beraktivitas.
Gurihnya Jadah dar Beras Ketan
Source: Pinterest
Makanan khas yang jadi buruan banyak orang saat menyambangi Yogyakarta adalah jadah. Kuliner berwarna putih ini punya rasa yang sederhana, tetapi sulit dilupakan. Ada banyak tempat membeli jadah di Kota Gudeg ini, tapi Kaliurang jadi yang terbanyak untuk disambangi.
Jadah dibuat menggunakan beras ketan yang sudah mengalami perendaman selama kurang lebih semalaman. Kemudian, beras ketan dikukus dan dimasak dalam santan mendidih, tidka lupa diberi garam. Selanjutnya, beras akan ditumbuk manual sampai halus, padat, dan pulen. Agar lebih mudah menikmatinya, jadah dipotong bentuk persegi panjang. Jadah jadi kudapan yang siap makan, apaagi dikombinasikan dengan manis tempe bacem, rasanya semakin juara.
Itu dia beberapa kuliner unik khas Kraton Yogyakarta yang mungkin bisa Anda coba. Beberapa dapat ditemui secara mudah, seperi betutu dan jadah karena banyak rumah produksi yang membuatnya. Walaupun begitu, tidak perlu risau untuk mencoba menu lain. Saat ini, telah dibuka banyak restoran yang menyajikan masakan khas kraton, salah satunya Bale Raos yang ada di kawasan wisata Kraton Yogyakarta.
Comments:
Leave a Reply