Mengenal Blencong Sebagai Penerang Kehidupan Pagelaran Wayang


Source: Facebook.com/Sudah pahamkah anda

Wayang, salah satu kebudayaan Indonesia yang telah ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO. Di samping mementaskan lakon, pagelaran wayang terdiri dari piranti-piranti unik, seperti blencong. Alat tradisional ini digunakan sebagai sumber penerang sebuah pementasan wayang. Adanya blencong mampu mmebuat cerita yang dibawakan seorang dalang semakin hidup nan indah. Sayang, kini penggunaan blencong sudah tergerus oleh zaman.

Blencong diibaratkan cahaya atau sumber penerangan kehidupan manusia. Jika digali lebih dalam, kehidupan makhluk hidup tentunya membutuhkan cahaya untuk menerangi setiap jejak langkah. Kemudian bila dilihat ketika pertunjukkan wayang, cahaya adalah komponen krusial. Cahaya diperlukan untuk membentuk bayangan dari kelir oleh sang dalang.

Wujud blencong sendiri adalah lampu beraneka bentuk. Bahan bakar blencong yaitu minyak kelapa. Blencong memiliki sumbu yang terbuat dari benang lawe. Biasanya blencong akan dipasang tegak lurus di sisi tengah gawangan, diikat di ujung piranti ajon-ajon, sekitar satu jengkal di atas kepala dalang. Tinggi rendahnya blencong  menyesuaikan dengan kebutuhan. 

Blencong dioperasikan secara manual. Dalang maupun asisten dalang atau panjak harus selalu memeriksa sumbu dari lampu tersebut. Cara mengecek blencong juga harus berhati-hati menggunakan capit atau sumpit.

Kini, blencong sering digantikan dengan alat pencahayaan lain, misalnya petromak, bohlam, hingga halogen. Namun, blencong tetap dianggap sebagai sumber penerangan terbaik ketika pagelaran wayang diselenggarakan. Wayang memiliki bentuk, warna, dan ukiran yang indah pada setiap sisinya. Ketika diterangi cahaya blencong, bayangannya akan kelihatan semakin menakjubkan pada kelir. Blencong seolah memberikan kehidupan tersendiri pada wayang-wayang yang dimainkan. Beberapa upacara adat di Yogyakarta masih setia menggunakan blencong, contohnya saja Ruwatan.

Comments:

Leave a Reply

you may also like