Masjid Rotowijayan: Bukti Saksi Perjalanan Yogyakarta dari Masa ke Masa


Source: warta.jogjakota.go.id

Berbicara tentang sejarah di Yogyakarta, tidak akan lepas dari tempat-tempat yang menjadi saksi bisu terjadinya suatu peristiwa. Ada banyak jenisnya, tidak terbatas pada suatu gedung tinggi saja, melainkan juga tempat ibadah. Seperti halnya Masjid Rotowijayan yang didirkan sejak tahun 1792. Masjid yang terletak di kompleks Kraton Ngayogyakarta ini punya kisahnya sendiri di masa lampau.

Masjid Rotowijayan atau Masjid Keben dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana II. Masjid ini juga disebut sebagai Masjid Soronoto atau Suranata. Nama Suranata diambil dari abdi dalem yang saat itu mengurus masjid di lingkungan kraton.

Sudah berusia lebih dari 100 tahun, tentunya banyak kejadian yang terekam dalam diamnya. Masjid Rotowijayan digunakan sebagai tempat untuk menyemayamkan KGPA Mangkudiningrat, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwana II. Di masjid ini pula menjadi saksi dimana seorang komandan Inggris tertembak pada peristiwa Geger Spey.

Kompleks Masjid Rotowijayan memang tidak terlalu luas, akan tetapi di sekitarnya terdapat memoar-memoar bersejarah yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari. Diantaranya ada sebuah tugu jam yang disebut sebagai Ngejaman. Tugu ini merupakan hadiah dari masyarakat untuk Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Ada juga prasasti Serangan Umum 1 Maret untuk jasa Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Selain itu, terdapat makam abdi dalem Driyoijoyo yang dulunya memiliki tugas untuk memayungi KGPA Mangkudiningrat.

Di era modern ini, Masjid Rotowijayan masih aktif digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan. Jamaahnya merupakan masyarakat sekitar, abdi dalem, pedagang, hingga wisatawan yang yang berkunjung ke kawasan tersebut. Meskipun termakan usia, tetapi masjid ini masih ramai dan tetap mendapatkan perawatan secara berkala.

Comments:

Leave a Reply

you may also like