Di Bawah Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Depok, IPM Kota Bogor Berada di Peringkat 4 Jawa Barat



Kota Bogor berada di Peringkat 4 Jawa Barat terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Bogor, Dedi A Rachman.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika menjadi pembicara kunci dalam dialog kebangsaan di Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/12/22).

Dialog kebangsaan digelar di gedung Prof Abdul Siddiq UIKA Bogor, Adapun tema yang diangkat yakni Manifestasi Pendidikan Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Emas 2045.

Dedi menyampaikan bahwa IPM Kota Bogor masih berada di urutan keempat, adapun 3 besar terdapat Kota Bandung, Kota Bekasi, dan kota Depok.

IPM Kota Bogor yang ada di urutan keempat Jawa Barat bukan tanpa sebab, ini dikarenakan rata-rata lama sekolah di Kota Bogor Masih cukup rendah.

"Rata-rata lama sekolah di kota Bogor Masih di angka 10,5 tahun jadi teman-teman yang sudah duduk di bangku kuliah saat ini memiliki lebih baik," Kata Dedi.

Dedi menambahkan, masih banyak anak-anak di sekitar lingkungan terpaksa putus sekolah karena faktor ekonomi. Menurutnya ini tentu menimbulkan persoalan baru di masyarakat.

Maka dari itu, Kata Dedi menjadi momentum penting mengangkat isu pendidikan pada dialog kebangsaan ini agar dapat mendorong terciptanya generasi emas di 2045.

Dedi juga menegaskan hanya pendidikan yang bisa mengubah nasib warga. "Teman-teman mahasiswa yang duduk di bangku kuliah akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bisa merubah nasib keluarga," Tuturnya.

Terdapat persoalan lain yang harus dihadapi Kota Bogor diantaranya masalah Stunting yang dimana hal ini juga memiliki relevansi dengan pendidikan. "Kita masih memiliki prevalensi stunting. Meskipun tidak tinggi tetapi ada stunting." Ungkap Dedi.

Saat ini prevalensi kota Bogor berada di bawah 5% angka tersebut belum diyakini sepenuhnya, karena masih banyak anak-anak stuntingnya yang tidak terdeteksi. "Kalau kita mau mendapatkan ganda sih Mas di 2045, maka prevalensi stunting ini harus ditekan," Tutur Dedi.

Comments:

Leave a Reply

you may also like