Source: Unsplash.com/Fahrul Razi
Di tahun 2025 ini, Jakarta mendapatkan predikat baru dari institusi internasional. Naasnya, predikat yang kini diemban oleh Indonesia sedikit miris. Dilansir dari Global Traffic Scorecard 2024 yang dirilis oleh INRIX, Jakarta kini menempati posisi ketujuh sebagai kota paling macet di dunia. Posisi ini naik dari tahun 2023, dimana kota metropolitan tersebut berada di angka sepuluh.
Penilaian yang dilakukan INRIX selaku perusahaan analisis data lalu lintas dari Amerika Serikat berpacu pada beberapa aspek. Kriteria yang menjadi pertimbangan INRIX diantaranya analisis penundaan perjalanan, biaya kemacetan, dan tren perjalanan menuju ke pusat-pusat kota. Hasilnya adalah total waktu perjalanan yang hilang akibat kemacetan.
Source: Unsplash.com/Zalfa Imani
Rata-rata masyarakat Jakarta kehilangan 89 jam dalam satu tahun akibat kemacetan. Jumlah ini meningkat sebanyak 37% dari tahun sebelumnya yang hanya berpatok pada 65 jam saja. Jumlah inipun memengaruhi kecepatan kendaraan bermotor di Jakarta, yaitu sekitar 20k,/jam.
Sebagai ibukota Negara, Jakarta memiliki peran yang cukup banyak. Jakarta menjadi pusat pemerintahan, pusat ekonomi, dan padat akan penduduk. Mengingat wilayah Jakarta yang tidak terlalu luas disertai dengan bangunan-bangunan pencakar langit. Tidak perlu heran bila hal tersebut berbnding lurus dengan kepemilikan kendaraan masyarakat Jakarta maupun masyarakat yang memiliki kepentingan di kota ini.
INIRIX juga merilis sembilan kota lain yang menjadi teman Jakarta dalam sepuluh besar kota termacet di dunia. Kota termacet masih setia ditempati Istanbul, diikuti New York, Chicago, dan Meksiko City. Kemudian nomor lima serta enam berpindah ke kawasan Eropa, dimana London dan Perancis secara berurutan mendapatkan predikat kota termacet di dunia. Satu posisi di bawah Jakarta, ada Los Angeles, dilanjutukan Cape Town, dan Brisbane.
Comments:
Leave a Reply