Source: pixabay.com/kaboompics
Dunia komunikasi lagi-lagi harus menghadapi istilah terbaru yang muncul di kalangan generasi masa kini. Setelah merebaknya slogan YOLO dan FOMO, kini YONO menjadi perbincangan hangat di berbagai komunitas. YONO sendiri kerap digunakan dalam berbincang, terutama lewat social media.
Jadi, apa sebenarnya YONO?
YONO, bukan nama orang. YONO merupakan singkatan dari You Only Need One. Istilah terbaru ini adalah antithesis dari YOLO yang bermakna You Only Live Once. Penyebutan yang mudah dan nyentrik membuat kata ini cepat dikenal serta terkenal.
YONO memiliki prinsip bahwa hidup tidak boleh sembarangan. Butuh dikelola secara bijak, sehingga orang dapat menghindari berbagai sifat jelek, seperti boros. Jadi, YONO berfokus pada hal-hal yang sebenarnya dibutuhkan saja.
Source: pixabay.com/stevepb
Prinsip YONO lebih mendorong seseorang untuk hidup secara minimalis. Orang dapat memenuhi kebutuhan hariannya, tetapi dengan menjaga eksistensi lingkungan yang ada. YONO berorientasi pada hal-hal yang memang memiliki prioritas tinggi untuk dimiliki dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup.
YONO telah menjadi lifestyle yang diikuti oleh banyak orang. Seseorang yang menerapkan prinsip ini biasanya lebih berhati-hati dalam membeli suatu barang. Kualitas dan nilai barang harus dipertimbangkan dengan matang sebelum dimiliki. Walaupun harganya memang tidak murah, tetapi memiliki benda dengan memperhatikan fungsinya ketimbang aspek memang efisien. Selain itu, perilaku YONO dapat mengurangi limbah karena berkurangnya jumlah produksi barang.
Source: pixabay.com/kasjanf
YONO memang berkebalikan dengan YOLO. Orang yang menerapkan prinsip YOLO memang cenderung hidup bebas. Mereka suka bersenang-senang serta melakukan hal-hal baru. Namun, terkadang perilaku YOLO bisa dikatakan impulsif jika sudah melampaui batas-batas tertentu. Salah satu contohnya adalah membeli barang-barang yang tidak berguna hanya karena harganya murah, bentuknya lucu, atau sekadar pemenuhan diskon.
YONO akan membawa orang pada jalan minimalis. Seseorang akan lebih menghargai barang-barang yang dimiliki dan lingkungan. Selain itu, dengan melakukan YONO, seseorang bisa membagi budget kesehariannya sesuai kepentingan, sehingga menekan sifat konsumtif. YONO mungkin kelihatan berat pada awalnya, tapi dampaknya akan terasa jika dilakukan secara konsisten.
Comments:
Leave a Reply