Kenali Tipe Belajar Anak untuk Tentukan Metode Pembelajaran


Source: Unsplash/Note Thanun

Tipe belajar setiap anak berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut dapat membantu anak untuk mempermudah proses belajar. Ada tipe visual, auditori, verbal, knestetik, logis, sosial, dan soilter. Mungkin anak dominan pada satu tipe atau kombinasi dalam memahami sebuah hal.

Keberagaman tipe belajar ini tentunya harus diketahui oleh orang tua maupun pendidik. Memaksa anak untuk belajar menggunakan satu tipe saja justru akan memberikan tekanan yang akan membuat minat anak turun. Oleh karena itu, informasi mengenai tipe-tipe belajar ini penting dimiliki.

Yuk, kenali berbagai tipenya di bawah!

Visual

Source: Unsplash/Van Tay Media

Tipe pertama ada visual atau spasial. Anak yang memiliki tipe belajar ini akan lebih suka belajar menggunakan gambar dan warna. Anak akan lebih mudah memahami peta, bagan, dan grafik. Anak juga akan lebih mudah menjabarkan hubungan dengan objek-objek di sekitarnya.

Anak yang punya tipe visual jauh lebih antusias dengan warna-warni dalam proses pembelajaran. Mereka akan duduk, memperhatikan, dan mencatat sesuai dengan apa yang mereka lihat. Mereka turut menambahkan warna-warna menggunakan spidol ataupun pulpen. Selain itu, kreativitasnyapun terlihat pada tanda-tanda unik di setiap poin materi.

Auditori

Source: Unsplash/Saeed Karimi

Tipe berikutnya adalah auditori. Anak dengan tipe belajar yang satu ini menggunakan suara sebagai media pembelajaran. Anak lebih suka mendengar orang berbicara melalui radio, podcast, maupun lantunan musik. Bahkan informasi yang diterima dari suara bisa dikelola dengan baik orang anak dengan tipe auditori.

Anak dengan tipe auditori akan lebih suka belajar dengan mebaca keras. Mereka juga menyukai cerita secara lisan, baik langsung ataupun tidak. Lebih jauh, anak auditori sangat tertarik dengan diskusi dan mengingat sesuatu menggunakan lagu.

Verbal

Source: Unsplash/Lavi Perchik

Anak dengan tipe verbal lebih condong pada huruf-huruf. Mereka suka menulis dan mendengarkan sesuatu. Tidak jarang anak dengan tipe ini juga kreatif dalam mengekspresikan sesuatu.

Anak bertipe belajar verbal biasanya akan membaca ulang hasil tulisannya. Mereka akan menandai kata mana yang menjadi kunci untuk memahami sesuatu. Sebab lihai dalam berbicara dan ekspresif, salah satu metode bermain peran dalam proses belajar bisa diterapkan.

Kinestetik

Source: Unsplash/Kelly Sikkema

Anak membaca sembari menggerakkan kaki? Atau ada anak yang menghafal sembari berjalan? Jangan salah sangka bahwa anak tidak fokus. Justru sebaliknya, kegiatan tersebut adalah cara anak dalam memahami sesuatu. Tipe belajar pada anak ini disebut kinestetik.

Anak dengan tipe kinestetik lebih dominan bergerak dalam belajar. Mereka mungkin cenderung tidak bisa diam. Namun, mereka tidak akan kehilangan fokus dalam belajar. Bergerak sambil belajar akan membantu anak dalam mengingat materi pembelajaran.

Logis

Source: Unsplash/Annie Spratt

Selanjutnya, ada anak dengan tipe belajar logis atau matematikal. Anak dengan tipe belajar seperti ini memiliki kemampuan istimewa dalam klasifikasi atau pengorganisasian suatu hal. Anak tidak kesulitan ketika menjelaskan hubungan antara sebab-akibat dan membuatnya lebih masuk akal untuk dipahami.

Seperti namanya, angka bukan sebuah masalah besar bagi anak tipe belajar logis. Anak bisa mencerna statistika dengan mudah, bermain teka-teki, hingga strategipun akan terasa tidak sukar. Kemampuan penalaran anak tipe logis bisa dibilang lebih cepat,

Sosial

Source: Unsplash/MI PHAM

Dibandingkan tipe lain, anak dengan tipe sosial jauh lebih perasa. Mereka suka belajar dalam kelompok. Cara komunikasi yang baik akan memudahkan mereka memahami sesuatu. Anak-anak dengan tipe belajar sosial gemar membangun perasaan positif dan saling berbagi.

Anak dengan tipe belajar sosial lebih peka terhadap situasi. Mereka bisa membaca emosi orang lain untuk menyesuaikan. Oleh karena itu, anak-anak dengan tipe ini juga bisa disebut cerdas secara sosial.

Soliter

Source: Unsplash/Jonathan Borba

Berbanding terbalik dengan sosial, tipe soliter lebih suka dengan ketenangan. Anak nyaman belajar sendirian dengan imajinasi-imajinasi yang dimilikinya. Sebab tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain, anak tipe soliter memiliki kemampuan dalam manajemen waktu.

Anak tipe soliter memang kelihatan pendiam di dalam kelompok. Namun, diam belum tentu tidak memperhatikan. Merek juga mendengar apa yang dibicarakan orang lain. Di lain tempat, mereka lebih suka menulis jurnal atau diari sebagai bentuk ekspresi dari perasaannya.

Setiap anak memiliki tipe belajar yang berbeda-beda. Orang tua harus memperhatikan sejak dini, anak jauh lebih nyaman menggunakan metode apa dalam pembelajaran. Anak bisa belajar dengan beragam cara, jadi jangan paksakan anak belajar dengan satu hal yang homogen.

Comments:

Leave a Reply

you may also like