Source: desasawahan.gunungkidulkab.go.id
Bagi masyarakat Gunungkidul, DIY, kicikan bukanlah yang baru. Kicikan adalah kuliner tradisional yang dibuat dari bagian sapi. Konon katanya, makanan ini sudah ditemukan sejak ratusan tahun lalu. Sayangnya, kicikan mulai jarang ditemukan. Di daerah asalnya, kicikan basa dijual pada warung makan sederhana atau pasar.
Bahan utama pembuatan kicikan adalah daging serta jeroan sapi. Bahan tersebut lalu dicacah dan dicampur. Daging juga jeroan yang sudah tercampur dimsak menggunkan bumbu kicik. Salah satu ciri khas dari kicikan adalah kuah santannya yang lezat.
Perpaduan antara daging dan jeroan menciptakan tekstur lembut pada sajian kicikan. Citarasanya gurih menggoda dari santan kelapa yang digunakan. Tidak lupa aromatik dari rempah-rempah pilihan yang begitu kuat.
Kicikan disajikan dalam bungkusan. Alat pembungkusnyapun berasal dari alam, yaitu daun jati. Penggunaan daun jati akan menambah aroma dan citarasa dari kicikan.
Cara menikmati kicikan bisa dilakukan dengan dua cara, dengan nasi atau tanpa nasi. Keduanya sama-sama direkomendasikan karena tidak akan merusak citarasanya. Sepori kicikan dalam bungkusan dibanderol dengan harga cukup murah, kurang lebih lima ribu rupiah. Porsinya memang tak terlalu besar, oleh karena itu disarankan untuk membeli lebih dari satu jikalau kurang. Tetapi, tidak ada ruginya, sebab kuliner legendaris ini memang patut untuk dicoba.
Comments:
Leave a Reply