Manfaat Journaling, Proses Healing dengan Jujur Melalui Tulisan


Source: unsplash.com/Prophsee Journals

Ada kala manusia merasakan stres yang tidak terbendung. Beberapa mengatakan bahwa menceritakan masalah pada orang lain menjadi solusi terbaik, tetapi tidak semua individu mampu melakukan hal tersebut. Tidak sedikit orang memilih untuk memendamnya sebab alasan-alasan tertentu, misalnya takut membebani, segan, bahkan merasa jengah bila harus membeberkan keluhan yang dianggap sepele. Oleh karenanya, journaling lebih tepat dilakukan ketika kondisi seperti itu tercipta. 

Journaling sendiri adalah kegiatan menulis yang dilakukan secara teratur sebagai bentuk refleksi sebuah kejadian yang dialami sehari-hari. Melalui alat konvensional, orang dapat menuliskan jurnal harian pada buku catatan, tapi di era kini aplikasi digital pun sudah mampu menyediakan fasilitas tersebut. Tentunya kelebihan ini mampu memberikan kemudahan manusia dalam menuangkan perasaan serta pikiran yang belum mampu diekspresikan langsung. 

Journaling bukan hanya sekadar aktivitas mencoret buku atau menorehkan cerita keseharian. Lebih mendalam, journaling dapat dimanfaat sebagai penyeimbang kesehatan mental. Ada manfaat tersendiri yang bisa dirasakan bagi orang-orang yang melakukan kegiatan ini. Pantas, bila di era digital nan penuh tekanan, journaling kian diminati.

Cek di bawah untuk ketahui manfaat dari journaling, yuk!

Kelola Tingkat Stress

Source: Pixabay.com/Alexas_Fotos

Pekerjaan menumpuk, tugas rumah berlebih, trend sosial media, bahkan jalanan yang macet dapat jadi pemicu timbulnya stress pada seseorang. Setiap manusia punya trigger yang mampu membangkitkan gangguan mental, sehingga dikhawatirkan mengganggu aktivitas. Dari sana, orang butuh stress releasing tepat agar tidak berkelanjutan. 

Bercerita atau membicarakan keluh kesah pada pihak kedua memang sangat disarankan. Berbagi perasaan, didengar, bahkan mendapatkan solusi sangat menggiurkan untuk dilakukan. Sayangnya, tidak semua bisa melakukannya. Ada banya faktor yang menghalangi seseorang untuk berbicara. 

Solusi terbaik selain bercerita ialah menulis atau journaling. Orang memiliki kebebasan tanpa batas dalam "ruang pribadi" mereka saat menyurahkan isi hati. Mereka bisa menuliskan beragam rasa yang berkecamuk dan dapat membacanya lagi di kemudian hari. Dikutip dari Ruangguru, menurut Dr. James Pennebaker, piskolog dalam bidang Expressive Writing, journaling terbukti mampu mengurangi tingkat kecemasan, meningkatkan hubungan sosial, serta membuat kulitas tidur kian sempurna.

Refleksi Diri

Source: unsplash.com/Vince Fleming

Tidak semua yang ada di depan mata itu nyata. Terkadang, manusia bisa berbohong dengan menggunakan topengnya karena tuntutan atau ingin dapat pengakuan dari orang lain. Namun, ketika menulis sepertinya hal tersebut kurang berlaku. 

Kebebasan tangan dalam menggores tinta di atas kertas putih tidak memiliki batasan. Perasaan individu pasti divalidasi. Tentunya tulisan ketika melakukan journaling adalah kejujuran. Dari tiap katanya, seseorang bisa mengenali dan lebih memahami apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka lakukan. Hal-hal sepele yang awalnya tidak disadari, seperti wishlist, cita-cita, dan harapan akan ditemukan ketika membaca ulang journal yang telah dibuat. Jadi, bisa dikatakan dari menulis, manusia mampu mengerti diri sendiri serta dunia yang hidup di sekitarnya. 

Asah Kreativitas

Source: unsplash.com/Aaron Burden

Menulis jurnal tidak ada batasan sama sekali. Orang bebas menuangkan berbagai ekspresinya melalui guratan pena. Tak ada yang akan menghakimi atau mengkritisi, sebab tulisan yang jujur jauh lebih berarti. 

Punya area yang luas nan lebar, seseorang dapat menuliskan apa saja, dimana saja, kapan pun, di mana pun, dan bagaimana keadaannya. Selagi sempat dan punya inspirasi, seseorang bisa membuka media untuk menyoret-nyoret sesuai perasaan. Pengguna buku manual mungkin lebih diuntungkan karena bisa menghias halaman jurnal sesuai mood. Hal tersebut semakin menambah kreativitas dalam diri. 

Terapi Mental

Source: pixabay.com/freephotocc

Di awal, dikatakan bahwa journaling dapat membantu seseorang mengungkapkan perasaan tanpa rasa takut. Hal tersebut ternyata mampu membantu menyembuhkan trauma yang dimiliki. Tidak jarang, seseorang yang mengalami trauma enggan berbicara secara jujur. Bahkan dengan tenaga ahli, ada yang memilih bungkam dan menjawab untuk memenuhi pertanyaan yang diajukan saja. 

Journaling bisa disebut sebagai healing bagi mereka yang mengalami trauma. Segala pengalaman yang dialami bisa tergambar langsung melalui kata demi kata yang disusun membentuk kalimat, paragraf, dan berlembar-lembar kertas jurnal. Proses ini mungkin terdengar mengerikan nan sulit, tapi langkah ini begitu baik untuk menuju penyembuhan, hingga akhirnya dapat pulih. 

Seimbangkan Perasaan

Source: pixabay.com/luxstorm

Banyak hal setiap hari, naik turun mood jadi topik lumrah yang dijalani. Pastinya mood yang buruk bisa memengaruhi performa pekerjaan. Jika bekerja dalam satu tim, maka bisa runyam sebab tugas yang ditanggung jadi tak bisa dilaksanakan dengan maksimal. 

Mengambil waktu sejenak, seseorang dapat mengatur napas dan mengambil media journaling. Seperti prinsip utamanya, journaling dapat dilakukan kapan saja tanpa batasan. Sembari menetralkan tubuh yang letih, mencurahkan rasa dalam tulisan bukanlah sesuatu yang buruk. Curahkan amarah, sedih, resah, dan lain-lain pada jurnal. Pastikan sembari menulis, lepaskan perasaan-perasaan ittu supaya lebih netral. 

Tingkatkan Daya Ingat

Source: unsplash.com/Brett Jordan

Menulis dapat meningkatkan daya ingat. Proses menuliskan sama seperti ketika kita membuat dokumentasi berbagai kejadian nyata yang dialami sebelumnya. Mengutip dari Ruangguru, menulis akan merangsang kumpulan saraf yang berada pada batang otak. Saraf ini disebut Reticula Activating System (RAS) yang berfungsi menerima informasi dari semua pancaindera, kemudian menyaringnya, lalu disimpan di otak. 

Tidak heran, journaling sangat disarankan bagi seseorang yang pelupa. Menuliskan setiap kegiatan, agenda, bahkan hal-hal remeh ternyata mampu membantu orang mengingat lebih jauh. Jadi, journaling bisa jadi pengingat setiap hari. 

Menulis adalah hal yang mudah murah. Menulis bisa dilakukan siapa saja dalam waktu dan tempat apapun. Melalui tulisan, perasaan terpendam bisa tersalurkan lebih gamblang. Selain itu, hati akan jauh lebih enteng, siap menerima tempaan hidup lagi. 

Di samping itu, saat ini kemudahan journaling sudah banyak ditemui secara luas. Banyak buku-buku catatan yang dijual di toko alat tulis, supermarket, mini market, bahkan warung kelontong. Agar lebih menarik dan bersemangat ketika menulis, biasanya orang akan menghias menggunakan pulpen warna-warni, stiker, serta potongan-potongan gambar yang diambil dari media lain, jadi mirip kliping. Desain-desain inspiratif pun kerap dicari agar hasil journaling punya nilai estetika yang bermakna. 

Journaling bukan tentang bagaiamna orang membuat tulisan saja. Journaling adaah healer yang mampu menyembuhkan berbagai luka dalam jiwa. Proses journaling yang dibuat menyenangkan tentu memberikan semangat bagi orang bersangkutan agar lebih siap menjalani kehidupan. Jurnal yang ditulis dapat jadi saksi dan bahan refleksi diri setiap hari untuk jadi vers yang lebih baik. 

Anda bisa mulai journaling sesuai kemauan. Namun, agar lebih bermakna, Anda bisa mengatur waktu yang tepat serta dalam ruang yang tenang. Hal itu dilakukan agar proses menulis berjalan lancar tanpa hambatan atau gangguan. Anda tidak perlu berpikir keras, buatlah tulisan sederhana, dengan kata-kata yang terpintas dalam benak, menurut perasaan saat itu. Upayakan jangan berbohong dalam journaling. Ungkapkan secara jujur tanpa adanya tipu daya di setiap kata. Nantinya saat sudah menikmati, menulis jurnal bisa berubah jadi agenda wajib. Waktu journaling bisa dibuat sesuai kemauan pribadi, contohnya sehari sekali, seminggu sekali, atau sepuluh hari sekali.  

Comments:

Leave a Reply

you may also like

...