Source: Pexels.com/Jane Doan
Telur tetap menjadi protein yang digemari, walaupun kini harganya sedikit melambung. Selain keberadaannya yang mudah ditemui, telur menjadi salah satu bahan makanan yang praktis untuk diolah. Hanya dengan merebus, menggoreng, serta membumbui sedikit garam saja rasanya sudah enak. Meskipun demikian, konsumsi secara berlebihan tentunya akan menimbulkan dampak-dampak tertentu.
Jadi, bagaimana mengonsumsi telur secara efektif?
Kandungan yang terdapat dalam sebutir telur bisa dibilang cukup lengkap. Telur mengandung kalori, protein, lemak, zat besi, vitamin, mineral, kartenoid, dan sebagainya. Dari sekian banyak nutrisi, ada beberapa diantaranya dapat memberikan efek kurang baik bila dikonsumsi secara berlebihan.
Kuning telur mengandung lemak jenuh. Jenis lemak ini dapat menjadi pemicu utama dari meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh. Merupakan pengetahuan umum, bahwa lemak jenuh dapat memicu banyak penyakit, salah satu diantaranya adalah jantung.
Source: Pexels.com/Polina Tankilevich
Telur tidak bisa dikonsumsi secara sering oleh beberapa orang tertentu, sebab konsumsi yang berlebihan akan mengganggu sistem pencernaan. Bagi orang yang ternyata memiliki alergi, telur bisa menyebabkan gastritis atau peradangan pada lambung. Lebih parah, gastritis bisa menimbulkan feses berdarah.
Agar manfaat terlu bisa didapatkan secara optimal, harus ada pembatasan terhadap konsumsinya. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi telur untuk setiap orang tidak bisa disamaratakan. Faktor-faktor tertentu, seperti genetik, pola makan, dan pengolahan bisa jadi pertimbangan dalam menentukan jumlah konsumsi telur setiap hari.
Bagi orang yang sehat atau tanpa riwayat penyakir tertentu, mungkin disarankan untuk mengonsumsi telur sebanyak 1-2 butr saja. Sebaliknya, bagi orang yang punya aturan pribadi mengenai jumlah konsumsi telur, sebaiknya batasi jumlah sekitar 4-5 seminggu. Konsumsi telur agar efektif memang tergantung individu dengan kondisinya masing-masing.
Comments:
Leave a Reply