source: Google Image
Stres telah menjadi bagian yang tak terhindarkan dalam kehidupan modern. Tuntutan pekerjaan, tekanan sosial, dan derasnya arus informasi digital kerap menimbulkan kelelahan mental. Jika tidak diatasi dengan tepat, stres dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun psikologis. Namun, salah satu cara efektif dan menyenangkan untuk meredakan stres adalah melalui kegiatan kreatif.
Penelitian di bidang psikologi menunjukkan bahwa aktivitas kreatif memiliki dampak positif dalam menurunkan tingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan memberikan rasa pencapaian yang memperkuat kepercayaan diri. Kegiatan seperti melukis, menulis, memasak, hingga bermain musik mampu menjadi sarana ekspresi diri sekaligus pelarian sehat dari tekanan kehidupan.
Berikut ini adalah berbagai tips yang bisa Sobat Glamours coba untuk meredakan stres melalui aktivitas kreatif yang telah terbukti efektif secara ilmiah dan diterapkan secara luas di berbagai komunitas wellness dan terapi seni.
1. Menulis sebagai Terapi Ekspresif
Salah satu cara paling mudah dan murah untuk mengurangi stres adalah dengan menulis. Kegiatan menulis jurnal, puisi, atau cerita pendek memungkinkan seseorang untuk menyalurkan pikiran dan perasaan yang terpendam. Bahkan, menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Research in Personality, menulis ekspresif selama 15 - 20 menit per hari selama beberapa hari berturut-turut dapat menurunkan tekanan psikologis secara signifikan.
Menulis juga memberi kesempatan untuk mengevaluasi emosi secara objektif. Hal ini membantu seseorang memahami akar stres yang mereka alami dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Anda tidak perlu menjadi penulis profesional untuk merasakan manfaatnya, cukup jujur dan konsisten dalam menuangkan isi hati ke dalam tulisan.
2. Melukis dan Menggambar untuk Menenangkan Pikiran
Aktivitas visual seperti melukis, menggambar, atau mewarnai kini semakin populer sebagai media relaksasi. Terapi seni (art therapy) telah digunakan secara klinis untuk membantu pasien dengan gangguan kecemasan, PTSD, dan depresi. Pewarnaan mandala, misalnya, terbukti membantu menurunkan detak jantung dan menstabilkan emosi.
Kegiatan melukis atau menggambar memicu aktivitas di otak kanan yang berperan dalam pengolahan visual dan kreativitas. Saat seseorang fokus pada goresan kuas atau garis pensil, pikiran cenderung meninggalkan kekhawatiran dan masuk ke dalam kondisi “flow” — yakni keadaan ketika seseorang sepenuhnya tenggelam dalam aktivitas yang ia nikmati.
Baca juga: 5 Tips Membangun Komunikasi dengan Keluarga Pasangan, Yuk Hilangkan Rasa Canggung!
3. Mendengarkan dan Bermain Musik
Musik memiliki kekuatan luar biasa dalam menyentuh emosi dan memengaruhi suasana hati. Mendengarkan musik yang menenangkan seperti musik klasik, instrumental, atau suara alam terbukti mampu menurunkan kadar hormon kortisol, yakni hormon yang berkaitan dengan stres.
Lebih jauh lagi, bermain alat musik juga menjadi cara yang sangat efektif untuk mengekspresikan emosi. Bagi sebagian orang, memetik gitar, menabuh drum, atau memainkan piano bisa menjadi pelampiasan atas tekanan batin yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Di berbagai negara, terapi musik (music therapy) telah digunakan dalam pengobatan pasien dengan gangguan psikologis dan fisik, membuktikan bahwa musik tidak hanya menyenangkan, tapi juga menyembuhkan.
4. Memasak sebagai Kegiatan Mindful dan Kreatif
Banyak orang tidak menyadari bahwa memasak bisa menjadi kegiatan yang sangat terapeutik. Proses merencanakan menu, memilih bahan, mencicipi rasa, hingga menyajikan makanan memungkinkan seseorang untuk terhubung dengan momen saat ini. Inilah yang dikenal sebagai mindfulness, sebuah teknik yang digunakan dalam banyak terapi untuk mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup.
Selain itu, memasak juga memberi ruang bagi kreativitas: mencoba resep baru, menciptakan kombinasi rasa yang unik, hingga menata hidangan secara artistik dapat memberikan kepuasan batin tersendiri. Aktivitas ini juga mendorong rasa pencapaian dan keterhubungan emosional, terutama jika dilakukan bersama keluarga atau pasangan.
5. Berkebun dan Merawat Tanaman
Kegiatan bercocok tanam tidak hanya menyenangkan, tetapi juga terbukti memiliki efek terapeutik. Penelitian dari University of Colorado Boulder menunjukkan bahwa berinteraksi dengan tanah dan tanaman dapat meningkatkan produksi serotonin, neurotransmitter yang berperan dalam menciptakan rasa bahagia.
Aktivitas seperti menanam sayur, merawat bunga, atau sekadar menyiram tanaman bisa menjadi momen refleksi dan relaksasi. Berkebun juga memberi rasa keterhubungan dengan alam, yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan emosional di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota.
6. Membuat Kerajinan Tangan (DIY Projects)
Merajut, membuat lilin, menyulam, hingga membuat kerajinan dari barang bekas merupakan kegiatan yang tidak hanya produktif, tetapi juga menenangkan. DIY (Do-It-Yourself) projects menstimulasi kreativitas dan memberikan fokus penuh pada satu kegiatan, yang secara otomatis mengalihkan perhatian dari hal-hal yang membuat stres.
Menurut sebuah studi yang dimuat dalam British Journal of Occupational Therapy, aktivitas merajut secara teratur berhubungan erat dengan peningkatan mood positif dan penurunan stres. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan manual yang melibatkan fokus, ketekunan, dan keterampilan bisa berdampak besar terhadap kesejahteraan mental.
7. Menari dan Mengekspresikan Diri Lewat Gerakan Tubuh
Menari adalah bentuk ekspresi diri yang menyatukan antara tubuh dan emosi. Saat menari, tubuh melepaskan endorfin, hormon kebahagiaan yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati. Menari juga memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot, dan meningkatkan kepercayaan diri.
Bentuk tari bebas seperti kontemporer atau improvisasi memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya secara spontan. Tak perlu menjadi penari profesional, cukup menyalakan lagu favorit dan membiarkan tubuh bergerak mengikuti irama sudah cukup untuk meredakan stres dalam waktu singkat.
8. Bergabung dengan Komunitas Kreatif
Kegiatan kreatif menjadi lebih bermakna ketika dibagikan bersama orang lain. Bergabung dalam komunitas kreatif seperti kelas menulis, kelompok seni, atau workshop kerajinan tangan bisa membantu seseorang merasa lebih terhubung secara sosial, yang pada gilirannya berdampak positif pada kesehatan mental.
Interaksi sosial yang sehat dan positif juga merupakan faktor penting dalam mengurangi stres. Mendapatkan dukungan emosional dari sesama yang memiliki minat serupa dapat meningkatkan rasa aman dan mengurangi rasa kesepian, terutama di masa pasca pandemi yang penuh ketidakpastian ini.
Meredakan stres tak selalu harus dilakukan dengan cara-cara rumit atau mahal. Melalui berbagai kegiatan kreatif yang sederhana dan menyenangkan, kita bisa menemukan kembali ketenangan batin, rasa bahagia, dan kedekatan dengan diri sendiri. Menulis, melukis, memasak, atau bahkan sekadar menyiram tanaman bisa menjadi sarana efektif untuk menata ulang pikiran dan menjaga keseimbangan hidup.
Di tengah tekanan hidup modern yang kian kompleks, penting bagi setiap individu untuk menemukan aktivitas kreatif yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan konsistensi dan kesadaran penuh, kegiatan-kegiatan ini bukan hanya menjadi hobi, tetapi juga menjadi alat penyembuhan diri yang ampuh dan berkelanjutan.
Baca juga: 5 Kebiasaan Diri Sendiri yang Menyebabkan Trauma, Segera Hindari!
Comments:
Leave a Reply